Hmm.. ngedengerin anak kecil nyanyi-nyanyi, katanya dia nyanyiin lagu favoritnya. Meskipun ada sedikit rasa senang karena sang anak berani nyanyi di depan umum (depan beberapa orang sih tepatnya), tapi agak menyesalkan mendengar lirik lagu yang dia nyanyikan. Liriknya terlalu dewasa untuk dia.. Hmm.. nggak tahu mau komentar apa. Karena apa? Karena yang ngajarin nyanyi lagu tersebut adalah ibunya sendiri.
Hmm... jadi teringat masa kecil aku juga, masa itu lagu-lagu yang didengar maupun diajarkan adalah lagu-lagu yang memang buat anak kecil (yang tentunya isinya tentang pembelajaran, bukannya tentang kisah-kasih orang dewasa), diajarin lagu-lagu nasional dan lagu tradisional dari berbagai daerah di Indonesia (meskipun agak ribet melafalkan liriknya karena beda bahasa, hehehe...).
Kalau sang anak tadi punya lagu favorit, aku juga punya lagu favorit. Ada beberapa lagu. Nah, pada hari ini aku ingin memperkenalkan salah satu lagu Bugis favorit saat aku masih kecil (masih ampe sekarang). Lagu ini jadi favorit karena ini lagu pertama yang aku pelajari, diajarin sama mama. Lirik lagunya tergolong pendek, tapi sarat dengan pembelajaran. Kenapa lagu ini yang pertama diajarin? Tanyalah sama mama aku (btw, aku belum pernah nanyain). Judul lagu ini adalah Alama Sea Sea. Ada yang udah tahu? Alhamdulillah. Yang belum tahu? Ini aku kasih tahu liriknya..
Alama Sea Sea
Alama sea sea mua
tauna ompori sessekale
nasaba riwettu baiccuna
dememeng naengka na'guru
Baiccutta mitu nawedding siseng
narekko batoani masussani
nasaba maraja nawa-nawani
enrengnge pole toni kuttue.
Lagu ini menceritakan tentang penyesalan orang-orang karena saat dia masih kecil dia tidak mau belajar. Diceritakan juga bahwa pada saat masih kecillah waktu yang tepat untuk belajar, saat sudah tua hal tersebut sudah sulit untuk dilaksanakan karena banyaknya hal-hal lain yang ingin dilakukan dan rasa malas pun telah datang.
Yaa, meskipun sebenarnya kita harus belajar setiap saat, tapi memulai dari kecil tentunya adalah jauh lebih baik dibandingkan menyesal di kemudian hari.
- Jika saat ini saya menyesal, jangan sampai anak cucu saya juga menyesal untuk hal yang sama di kemudian hari- Bs. Sangiang
- Daripada menyesal lebih baik mengambil pelajaran di setiap peristiwa- Bs. Sangiang
Keep positive thinking!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar