Kamis, 19 Februari 2009

Seharian sibuk...

Hari ini nampaknya akan jadi hari yang sibuk.

Kalimat itu melekat dalam ingatanku semenjak aku bangun tidur. Pagi yang cerah diisi dengan kuliah Statistika yang katanya (denger2 dr senior), dosennya rada-rada killer gitu.. Namun, kayaknya hal itu hanya isu belaka, buktinya bapaknya baik-baik aja tuh,, kocak malah..
Setelah kuliah rencananya aku mau melakukan tugas kepanitiaan sebagai perizinan, tapi ternyata proposalnya belum jadi. Jadi deh aku terdampar di depan komputer...ngenet...ngenet..menulis di blog (blog ini,,hehehe).
InsyaAllah jam 13.30 nanti ada rapat humas acara Syukuran Wisuda yang semua panitianya anak PKPM 2008. Setelah itu ada kuliah Kewarganegaraan (jam 14.30-16.10), nah selesai itu ada rapat seluruh panitia Syukuran Wisuda (jam 16.30-selesai). Nampaknya aku nggak bisa ikutan rapat sampai selesai deh, pasalnya jam 17.00 aku ada rapat Jarlem di Grha Sanusi (ada apaan ya??? Ko' rapatnya di tempat seluas itu? Penasaran deh..).
Kegiatan aku akan berlanjut lagi setelah rapat Jarlem (mungkin juga izin kalau belum selesai), aku ada english course "EFA" jam 18.30-20.00. Nah setelah ini pun aku belum bisa back to home.. (ada apa lagi coba? Mw th???). Well, aku ada latihan nari tari Padduppa di UKSS ITB, mulainya jam 20.00 (ini buat nyambut kedatangan Pak Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia di ITB)
Sibuk kan? Melelahkan lagi... (nikmati saja,,,hahahahhaaa)
SEMANGAT!!! SEMANGAT!!!

Senin, 16 Februari 2009

Menang???

Hari Minggu yang cerah akan diisi dengan berbagai kegiatan. Hari ini, Departemen Internal BEM FE Unpad mengadakan acara "BEM FE Cooking Contest", acara ini diperuntukkan untuk anak-anak BEM FE.

Semua departemen tampak antusias mengikuti acara ini, terbukti persiapan mereka yang pada unik-unik dengan berbagai menu, bahkan ada yang bawa ulekan lho... (ramai deh), tak terkecuali departemen aq, Jaringan Lembaga atau yang lebih dikenal dengan sebutan "Jarlem".

Hari ini, kami rencananya akan menyajikan 4 menu, yaitu Pisang Ijo (tapi bukan pakai sirup DHT, melainkan jus sirsak-jeruk), pancake, ayam giling bungkus kol, dan creamsoup. Jam 09.45, panitia mengumumkan bahwa waktunya akan segera dimulai yaitu jam 10.00. Mereka memberikan bahan utama yang harus ada dalam menu kami, yaitu bahan rahasia (petai dan nanas).

Setiap kelompok langsung memikirkan bagaimana menjadikan bahan rahasia tersebut sebagai bahan utama dalam masakan. Kelompok aku akhirnya memutuskan bahwa petainya akan mengganti ayam giling, jadinya petai bungkus kol (buat juri,,hahaha,,, kami nggak mau makan petai...), nanasnya akan jadi bahan utama pada pancake. Yes! tinggal bikin.
Aku langsung mulai membuat pisang ijo (maklum yang ngerti caranya cuma aku), Teh Rini, Teh Isna, dan Novian langsung mulai dengan creamsoup, Fauzi ngaduk-ngaduk susu yang dipanaskan, K Abe sibuk dengan petainya dan persiapan alat-alat. Sibuk deh.. tim lain juga melakukan hal yang sama. Bau semerbak mulai bermunculan..hm...

Setelah berkutat dengan masakan masing-masing (dinilai juri), akhirnya jadilah menu kami,,,.
Tiap-tiap kelompok kemudian mengumpulkan masakan untuk dinilai. Sisanya kami makan ramai-ramai (dengan tim lain juga,,hehehe).
Setelah itu lalu ada break buat sholat (pemenang diumumkan setelah sholat)

Yeiii... waktu yang dinanti-nantikan tiba, pengumuman pemenang.
juara ke-3 adalah... departemen SDM (plok..plok...)
juara ke-2 adalah... departemen HAP (plok..plok...)
dan juara pertama adalah...................................
tededengdedeng.... JARLEM (hah? bengong tanpa ada tepuk tangan...)
1 detik, 2 detik, 1 menit, (loading..loading...)
Yee..kita menang... wah nggak nyangka banget..
Aq, Teh Isna, Novian, and Fauzi masih bertanya-tanya, serius nih? Jangan-jangan jurinya salah nilai nih..
Sampai pemberian hadiah pun kami masih belum percaya dengan hasil yang kami peroleh...heheeh

Yee Jarlem juara BEM FE Cooking Contest... HIDUP JARLEM!!!

Kamis, 12 Februari 2009

Berdiri di Damri Jatinangor-DU Selama Perjalanan

Seminggu yang lalu, tepatnya tanggal 6 Februari 2008, aku ada tugas dari Departemen Jaringan Lembaga BEM FE Unpad atau lebih dikenal dengan sebutan Jarlem, yang kemudian membuat aku berada dalam bis Damri selama kurang lebih 4.5 jam dengan jeda hanya 20an menit. Kepalaku benar-benar nggak bisa diajak kerjasama. Seakan-akan seluruh isi kepalaku ingin keluar saking pusingnya. Akibatnya aku jadi kesal seharian. Kenapa itu bisa terjadi? Ceritanya gini:
Sehari sebelumnya, ketika aku sedang nonton "Perempuan Berkalung Sorban" di BIP bersama Muthia (Akuntansi '08 Unpad), tiba-tiba hpku bergetar. Hmm... tandanya ada sms masuk. Dari siapa ya pikirku. Oh, ternyata dari Teh Isna (Menteri Jaringan Lembaga BEM FE Unpad 2008/2009). Isinya meminta aku untuk mengikuti kegiatan yang diadakan BEM Kema Unpad di Jatinangor. Katanya aku akan bareng dengan staf yang lain, Teh Rini. Aku lalu menyetujuinya. Kayaknya menarik nih, tema pembicaraannya aja "Menggagas Unpad ke Depan".
Hari H pun tiba, aku dan Teh Rini menuju ke Jatinangor dengan bis DAMRI Dipati Ukur-Jatingor non-AC. Tadinya mau yang ber-AC, tapi nggak ada (kalau nungguin ntar telat sampainya). Perjalanan pun dimulai.

Pengamen silih berganti menyanyikan lagu-lagu mereka. Namun sayangnya, hal ini malah membuat aku pusing (maklum belum makan siang, panas lagi). Setelah sekitar 20 menit perjalanan, akhirnya sang penyanyi berhenti bernyanyi. Akupun agak merasa damai, tapi hal ini ternyata membawa efek lain lagi, ngantuk euy... (untungnya nggak sampai ketiduran). Aku berusaha menikmati perjalanan ini dengan memandangi daerah-daerah yang dilalui.
Setelah menempuh perjalanan hampir 2 jam (baca: macet!), kamipun sampai di Jatinangor. Dari pangkalan Damri, kami berjalan beberapa meter menuju gerbang Unpad. Dari sana masih beberapa meter lagi menuju ke tempat tujuan kami, Sekre Bersama. Untungnya hari tidak terlalu panas sehingga kami bisa sedikit menikmati perjalanan ke Sekre Bersama. Aku agak takut karena kami telat sejam (kami tiba jam 14.00, acara jam 13.00), tapi Teh Rini nampaknya biasa-biasa aja. Setelah aku tanya, ternyata oh ternyata....
"Biasanya juga ngaret kok, santai aja", jawaban Teh Rini membuat aku ber-ohh dalam hati.

Tededengdedeng... kami sampai....
oooooooooooooooooopppppppppppppppppppppppppp....

Sekre Bersama sepi, tiada tanda-tanda kehidupan. Kami melihat jadwal yang terpampang. Di sana tertulis dengan jelas penggunaan Sekre Bersama hari itu pada jam 12.00-17.00. Tapi, apa yang terjadi? Kenapa sepi?

Kamipun bertanya ke Teteh yang kemudian muncul, tapi Tetehnya tidak memberikan jawaban yang kami cari. Kami disuruh menunggu, mungkin saja yang lain sedang makan atau apalah itu.
Setelah beberapa menit, datanglah seorang Akang, kamipun menanyakan tentang pertemuan itu. Akangnya pun juga menyuruh kami menunggu. Aku dan Teh Rini mulai gelisah. Kenapa tidak ada kepastian?
Detik berlalu, menit berlalu. Akangnya minta kami mengecek jadwal, mungkin saja kami salah jadwal. Tapi, kami memang nggak salah jadwal.
Tiba-tiba datanglah dua orang akang yang nampaknya juga akan mengikuti pertemuan itu (ada yang lebih telat toh? -mikir). Dia bertanya kepada Akang dan menjelaskan dengan lebih rinci tentang kegiatan tersebut. Aku dan Teh Rini mendengarkan juga sambil mengecek hp yang menyatakan tentang pertemuan tersebut.

Akhirnya, kami memperoleh informasi bahwa pertemuannya ditunda sampai minggu depan (mungkin...)

Hmmm... Hufh... ngebayangin naik Damri lagi, aduhhh! :(

Kamipun berjalan dengan gontai menuju pangkalan Damri. Kami kemudian naik Damri yang sama. Udah penuh lagi. Kamipun terpaksa berdiri sambil berdesak-desakan karena penumpangnya lumayan banyak. Kami terus berdiri selama perjalanan. Ini pertama kalinya aku berdiri dalam angkutan umum selama perjalanan dan dalam kurung waktu yang cukup lama... ckckcckk...

Setelah menempuh lagi perjalanan yang melelahkan (berdiri, berdesakan) dan lama (macet... oh... macet...), kamipun tiba di Bandung. Hmm... perjalanan yang cukup melelahkan tanpa hasil yang signifikan, yang ada kepala pening dan kaki pegal, hohoho...emang enak?. Meskipun demikian ini adalah pelajaran yang sangat berharga, melatih kesabaran... hahahaha....

Jumat, 06 Februari 2009

Join UKSS ITB

"Se, kemarin aku daftar jadi anggota UKSS lho," kata Salma ketika aku bertemu dengannya setelah sekian lama tak bertemu (2 atau 3 minggu gitu). Maklum kami sama-sama sibuk dengan registrasi ulang universitas, dia di ITB dan aku di Unpad.
"UKSS? Apaan tuh?" kataku dengan tampang bingung.
"Itu lho... Unit Kesenian Sulawesi Selatan. Ternyata anak Sul-Sel yang di ITB itu lumayan banyak, ramai deh pokoknya...."
"Wah... seruu donk... di Unpad DU nggak ada tuh" (sendirian anak Sul-Sel sih, bagaimana bisa ada, hehehe...)
"Hmm... anak non-ITB bisa ikutan nggak ya?" aku mengguman sendiri.
"Bisa aja kayaknya Se, ada anak Telkom juga kok."
"Owh gitu... kalau gitu minta ditanyain ya sama ketuanya. Kayaknya menyenangkan deh punya keluarga baru di sini (Bandung), selama ini kan kita cuma itu-itu aja."
"Ya deh, ntar aku tanyain"
"Ihh... Salma baik deh" sambil mencubit pipi Salma.

Itulah dialog singkat kami yang akhirnya membawa aku bergabung dengan UKSS.
Hari pertama aku ikut (sekaligus perkenalan diri), aku sempat ragu. Pada waktu yang telah ditetapkan aku masih harus mengikuti serangkaian mata kuliah dan kegiatan di Unpad, tentu saja aku akhirnya telat datang. Perasaanku saat itu udah campur aduk deh, takut karena telat datang (nggak biasa telat sih, hoho ^o^), gugup berjumpa orang baru, senang bertemu orang sedaerah :).
Awalnya aku agak bingung, selama ini aku selalu menggunakan bahasa Indonesia jika memperkenalkan diri dengan orang yang aku temui. Namun, kali ini berbeda. Aku harus membiasakan diri untuk menggunakan bahasa Indonesia ala Makassar (emang ada ya?).
Perkenalan selesai dan kami (angkatan 2008) diberikan tugas untuk membuat buku angkatan yang berisi biodata teman-teman 2008 dan harus dikumpulkan dua hari dari sekarang. Duuh... cepat amat ya? Kenal aja baru beberapa orang, itupun baru nama gimana mau ngumpulin biodatanya. Mana hari deadlinenya juga aku full kuliah lagi (ada ujian pula, alamak... nasib... nasib...)
Hmm... sudahlah, ini udah resiko yang harus aku jalanin. Sebenarnya tugas ini sudah diberitahukan dari minggu-minggu kemarin, tapi akunya saja yang belum terdaftar (baru tahu hari itu deh...)
Dengan segenap perjuangan (hueekk... lebay...), akhirnya buku angkatan selesai, kuliah beres, ujian juga lumayan, hufh.... Alhamdulillah.
Hmm... sejak hari itu aku menjadi anggota UKSS, meskipun belum secara resmi sih, belum pelantikan soalnya. Aku mulai berkenalan dengan anggota dan pengurus yang lain. Seruu... nggak nyesel. :))
Ada kesenangan tersendiri yang aku peroleh dari sana. Ada kebersamaan yang bisa merefresh kepala yang penat.... Ada apa lagi ya? Yaa... banyak deh. (akan diceritakan di postingan selanjutnya).
Ewako UKSS!!!

Rabu, 04 Februari 2009

Ketika intuisi mengalahkan logika

Mungkin judulnya terasa aneh, tapi memang itulah kenyataannya. Sebelum bercerita lebih lanjut, aku akan ngasih tahu dulu nih kalau blog ini akan menceritakan kisah-kisahku berada di jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Unpad.
Ini adalah tulisan pertama (di awal semester 2-ku d Unpad, tapi aku akan bercerita dari awal masuk ke Unpad..)

Hari itu, ketika semua orang sedang kebingungan untuk memilih jurusan apa yang akan dia geluti di dunia perkuliahan, akupun juga mengalami hal yang sama. Bagaimana tidak, dari dalam hatiku (lebay nih..) tersimpan keinginan yang sangat bertolak belakang dengan apa yang aku pelajari selama ini, khususnya yang aku tekuni secara mendalam.
Aku yang anak IPA, yang paling suka belajar Biologi tiba-tiba ingin mengambil jurusan Akuntansi,, (gimana mama, papa, teman-teman nggak shock tuh..). Aku juga sebenarnya bingung kalau ditanya kenapa ingin mengambil Akuntansi padahal selama ini menggeluti Biologi yang lebih berhubungan dengan "dokter", seharusnya kan mengambil jurusan kedokteran. Aku tidak punya alasan yang logis yang bisa diterima dengan logika, aku tidak dapat menjelaskan defenisi dari Akuntansi jika ditanya pada saat itu, intinya nggak tahu apa-apa tentang akuntansi :(. Secara logika, memang sebaiknya aku memilih jurusan kedokteran, tapi hatiku berkata lain. Hatiku menginginkan akuntansi..(inilah yang disebut intuisi), dan pada akhirnya aku berada di Fakultas Ekonomi, jurusan Akuntansi. Intuisi telah mengalahkan logika. Di sini aku menyadari bahwa tak selamanya sesuatu yang kita lakukan harus disertai dengan alasan-alasan yang logis. Dari sini juga aku menyadari bahwa logika tak selamanya menang. Tidak semua sesuatu dapat dipertanyakan dengan akal (e.g. cara beribadah). (^o^)