Minggu, 05 Februari 2012

Vanilla Mocha

 Vanilla Mocha. Ya, Vanilla Mocha membawa kehangatan di setiap waktu. Mencairkan suasana yang dingin.

Duuhhh pengen cepet-cepet tidur, tapi malah masih melek ampe sekarang (23:39). Gawat.. gawat.. gawat..
Tiba-tiba pengen Vanilla Mocha hangat. Hmm.. membayangkannya saja sudah gimana gitu.. :)

Va-nil-la mo-cha, ku eja berulang-ulang, membawa kenangan yang telah lama terpendam muncul kembali. Ya, sekitar empat tahun yang lalu, kau memanggilku Vanilla Mocha. Aku suka nama itu, meski aku tahu itu hanya bahan candaan (karena kita sama-sama tahu, pemberian ortu adalah nama yang terbaik). Tapi sekarang? Kau belum tentu mengingatnya. Menyapa saja nampaknya berat bagimu. Persahabatan kita tak sehangat Vanilla Mocha lagi. Hanya karena kemunculan lima huruf itukah? Entahlah bagimu, tapi ya bagiku.

Vanilla Mocha seharusnya jadi kenangan yang indah, kenangan yang hangat. Namun, semua itu berubah sejak empat tahun yang lalu. Saat kau tiba-tiba mengucapkan lima huruf itu.

Vanilla Mocha, Vanilla Mocha telah menjadi pelajaran berharga bagiku. Tak ada yang tak mungkin berubah. Begitupun juga dirimu.

Vanilla Mocha akan selalu menjadi peringatan bagiku. Vanilla Mocha yang tak boleh terteguk lagi.

Bagiku, kau tetap sahabatku, meski kutahu kau tak berpikiran sama.
Sebagai seorang sahabat, aku minta maaf karena tidak dapat meng-iyakan permintaanmu (yang kaupun telah mengetahuinya dari awal). Maaf..

Whoaaa,, jadi ngelantur ke mana-mana.. Nampaknya sudah waktunya saya tidur. Selamat malam semuanya, eh udah masuk pagi deng.. Selamat pagi semuanya. :) *error mode: on

Tidak ada komentar:

Posting Komentar