Sebenarnya gue males banget pos mengenai isu-isu politik di blog gue tercinta ini, apalagi tentang 1 atau 2 (ngertilah ya maksudnya...). Gue juga males banget komentar di sosmed, bawaannya ribut dan nggak jelas ujung pangkalnya (yang gue baca dari sebagian status teman-teman gue). Bukannya gue apatis atau nggak peduli dengan kondisi perpolitikan di negeri tempat gue bertumbuhkembang ini, gue justru concern banget, tapi yaa tidak semua teman bicara kita berpikiran terbuka, sebagian justru ingin/merasa pendapatnya aja yang paling benar, bahasa gampangnya pokoknya gue yang benar dan paling tahu ini itunya. Namun, berhubung gue udah bosan bin bete ngelihat status atau share link sebagian teman gue, jadilah gue pos di sini, mau teriak-teriak, "Woooiii, udahan kali, kita udah ada presiden terpilih dan udah dilantik juga. Nggak usah deh tuh bawa-bawa yang nggak kepilih. Yang perlu lue lakukan sekarang adalah berpartisipasi menyukseskan program-program pemerintah demi kesejahteraan kita bersama!". Gemes banget ngeliat status yang masih ngebawa-bawa 'yang nggak kepilih'.
Nggak setuju dan akhirnya protes tentang kebijakan pemerintah yang baru boleh-boleh saja, tapi bukan berarti mengatakan "Gue nggak milih dia lho" atau "Rasain deh tuh yang milih dia!". Lha, kalau kebijakan pemerintah yang baru ternyata membawa kebaikan buat kamu, apa kamu akan bilang "Maaf ya, gue nggak berhak, gue kemarin nggak milih dia kok", gue rasa sih nggak akan ada yang mengatakan hal seperti itu.
Nah, balik lagi deh ke permasalahan utama gue, bosan bin bete. Dari periode pemilu, heboh banget deh setiap orang mengedepankan kelebihan-kelebihan pilihannya dan mencari-cari kesalahan lawannya (yang bahkan sampai pada fitnah, hmm... nggak ikut-ikutan deh), debat sana-sini, sampai unfriend atau blockfriend segala, padahal maaf-maaf aja nih ya terkadang seseorang tidak memverifikasi terlebih dahulu informasi yang dia sampaikan (baca: shared), asal ngikut aja pendapat orang dan akhirnya malah dia yang ngotot padahal nggak ngerti apa yang dia katakan. Gue pribadi, riset kecil-kecilanlah untuk memutuskan akan memilih siapa. Okey, gue kira setelah ada presiden terpilih yang kemudian dilantik, perseteruan akan berakhir dengan damai. Tapiii, demi apalah masih berlanjut sampai detik ini (dan kayaknya akan berlanjut sampai besok-besok. @_@). Untuk apa coba? Masih nggak ikhlas pilihannya nggak kepilih? Please deh, move on dong. Sadar nggak sadar sikap nggak 'move on' ini akan membawa hal negatif untuk diri sendiri dan orang lain. Lue nggak akan pernah bisa melihat kebaikan kebijakan pemerintahan yang baru, sebagus apapun itu, dan lue juga akan membawa orang lain merasakan hal yang sama. Apa lue mau hidup dalam pandangan negatif terus dan berharap pemerintahan yang baru melakukan kesalahan sehingga lue akan merasa senang? Gue sih nggak mau.
Hmm... buat siapapun yang baca blog gue ini, gue harap kalian selalu berpikiran positif. Kalau ada kebijakan pemerintah yang kalian tidak suka atau keberatan dengannya, proteslah dengan cara yang elit. Buang deh tuh jauh-jauh lue dulu milih siapa (entah yang terpilih atau yang nggak terpilih), sekarang presiden kita satu dan dia butuh kita untuk mewujudkan kesejateraan kita bersama. Kalau kata gue, sebagus apapun aturan yang dibuat untuk lue, kalau lue-nya nggak mau diatur, semuanya akan percuma. :)
Hmm... buat siapapun yang baca blog gue ini, gue harap kalian selalu berpikiran positif. Kalau ada kebijakan pemerintah yang kalian tidak suka atau keberatan dengannya, proteslah dengan cara yang elit. Buang deh tuh jauh-jauh lue dulu milih siapa (entah yang terpilih atau yang nggak terpilih), sekarang presiden kita satu dan dia butuh kita untuk mewujudkan kesejateraan kita bersama. Kalau kata gue, sebagus apapun aturan yang dibuat untuk lue, kalau lue-nya nggak mau diatur, semuanya akan percuma. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar