Kamis, 27 November 2014

Mengapa Oriflame? -Part 1 - Mengapa memilih produk Oriflame?

Mengapa Oriflame? Ya, kenapa Oriflame?

Saat pertama kali saya melakukan yang namanya update status medsos tentang Oriflame, malam harinya saya langsung menerima 'serbuan' pertanyaan dan komentar dari teman-teman saya, dari yang melalui chat medsos sampai yang bela-belain telepon. Ada yang berkomentar positif, netral, dan paling banyak negatif alias penolakan. Pertanyaan-pertanyaan seperti, "Kamu kesambet apa Se' ikut-ikutan MLM?" atau "Lue lagi ada masalah keuangan Se? Gue bantuin!" atau "Ngapain kamu ikut-ikutan yang kayak gitu?" sampai "Bisnis kayak gitu kan merugikan orang Se', dosa tahu!" itu silih berganti saya terima malam itu. Alhamdulillah senang. Kok senang? Karena saya tahu orang-orang yang menghubungi saya, pastinya orang-orang yang sangat peduli sama saya. I love them!

Okey, karena hal tersebut, dan saya tahu di luar sana sebagian orang bertanya-tanya kenapa akhirnya saya memilih Oriflame dan kenapa akhirnya juga saya dengan senang hati berbisnis Oriflame, saya akan menjelaskan alasan saya di sini. (biar nggak ada yang salah kaprah lagi, hehehe).

Saya akan membaginya ke dalam 3 kategori (ya elah berasa mau ngajar di kelas deh), pertama (1). kenapa saya memilih produk Oriflame padahal sebelumnya saya sudah pakai produk lain?, kedua (2). kenapa saya bergabung jadi consultant of Oriflame? dan yang ketiga (3). kenapa saya beralih dari pemakai menjadi pebisnis Oriflame?. Okey, mari kita bercerita. :)

Pertama, mengapa saya memilih produk Oriflame?
Okey, pertama kali saya kenal Oriflame adalah saat saya masih duduk di bangku SMA, waktu itu yang consultant Oriflame adalah direktur asrama saya. Yang ada dalam pikiran saya waktu itu adalah produk Oriflame itu produknya make up aja, saya nggak cocok, belum saatnya. (padahal ternyataaa produk perawatan untuk bayi juga ada, apalagi remaja kayak saya waktu itu). Seiring waktu berjalan, saya sudah kuliah dan suatu waktu makan siang, saya ditawarkan produk Oriflame oleh seseorang, saya diperlihatkan katalognya, dan jawaban saya saat itu adalah "Maaf Teh, saya sudah punya produk skincare sendiri, begitu juga dengan make up." Saya memberikan jawaban tanpa membaca informasi produk yang ada di dalam katalog itu, yang ada dalam pikiran saya adalah produk yang saya pakai jauh lebih bagus. Berikutnya saya ditawarkan lagi sama teman adik saya (yang melalui adik saya) dan tetangga saya. Bahkan tetangga saya mau memberikan produk dengan harga consultant dia, alias nggak ngambil untung gitu. Teman adik saya juga tak kalah hebohnya, sampai ngasih hadiah yang dia dapat dari Oriflame ke adik saya, maksudnya supaya dipromoin ke saya. Namun, waktu itu sayapun nggak tertarik. Again, saya menganggap bahwa produknya nggak menarik. Sekali lagi karena saya TIDAK tahu tentang produk-produk Oriflame. Saya menolak tanpa melihat katalog yang ditawarkan ke saya dan anehnya nggak satupun consultant-consultant itu yang menjelaskan keunggulan produk Oriflame. (intermezo: kenapa juga ya waktu itu consultant-nya nggak ninggalin katalognya buat saya, kalau ditinggalin kan pasti saya buka, apalagi saya suka banget baca).

Waktu berjalan lagi, dan sekarang saya sudah kerja di salah satu kantor akuntan publik. Kira-kira dua bulan yang lalu, saat saya sedang berada di kantor klien, saya melihat ibu Helma (bag. keuangan) menerima paket dari Oriflame. Paket itu ternyata adalah paket starter kit, isinya macam-macam, salah satunya adalah beberapa katalog. Saya ditawari untuk liat-liat salah satu katalognya. Berhubung saat itu sedang jam kerja, saya hanya melihatnya sekilas dan ditaruh di laci meja. Kemudian Bu Helma dengan santainya mengatakan saya boleh membawa katalog itu dulu. Okey, karena boleh, saya bawa deh pulang. Dari sanalah saya mulai mengetahui tentang produk Oriflame. Saya bolak-balik katalognya dan baca. Gambarnya menarik banget, tapi dasarnya saya yang nggak gampang tergiur, saya cari tahu dengan search review-review produk Oriflame, saya perhatikan kandungan produknya, dsb.

Berikut hal tentang produk Oriflame yang membuat saya memilihnya:

1. Produk berdasarkan bahan-bahan alami.
Oriflame klaim: "Kami percaya akan kualitas produk-poduk kami, karena itu kami memberikan jaminan kepuasan 100%. Jika Anda tidak puas dengan produk kami, kembalikanlah dalam 30 hari untuk memperoleh produk pengganti senilai produk yang dikembalikan." (syarat dan ketentuan berlaku)
Nah, kita lihat kan, Oriflame yakin akan produknya. Perusahaan kecantikan mana coba yang berani ngasih jaminan kepuasan 100%? Dicantumkan lho di katalognya, jadi nggak hanya kata si ini atau baca di mana gitu. Ini jelas banget.

2. Tidak pernah diuji pada binatang.
Well, ini jadi salah satu pertimbangan utama saya, keamanan dalam pemakaian produk. Bagi saya, produk yang diuji coba langsung sama manusia memiliki tingkat keamanan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang diuji coba pada binatang. Kulit manusia dengan manusia yang lain aja beda-beda, apalagi dengan kulit binatang.
Nggak mau kan pengen cantik tapi dapatnya malah ancur, atau nggak mau kan cantik tapi ujung-ujungnya kena kanker kulit karena ada bahan kimia yang berbahaya pada make up kita. Nggak mau kan? Makanya gabung di sini. Yuuuk cantik alami! :) *sorry ya numpang promo

3. Telah mendapat izin BPOM dan memiliki sertifikasi halalRata-rata produk kecantikan memiliki izin BPOM tapi apakah memiliki sertifikasi halal? Hmm.. ada nggak ya?
Saya termasuk orang yang cukup peduli tentang label halal terhadap suatu produk, jadi pas tahu ini, cocok banget deh sama saya.
Nah, itu tiga hal penting yang membuat saya memilih menggunakan produk Oriflame. ALAMI, AMAN, dan HALAL.
Bagaimana dengan kamu? Mari beralih ke produk Oriflame demi kebaikan dan kecantikan kita di masa depan!


"Seiring waktu berjalan, makin tua itu pasti, makin cantik itu tergantung kamu"
-Besse-
(Independent Consultant of Oriflame)

Jumat, 21 November 2014

Saya maunya bulan ini! :)

Orang tuh memang beda-beda ya.

Pengen cerita nih salah satu pengalaman jadi Oriflamer.

Jadi aku itu ngasih 1 katalog terbaru (Nov) buat Teh N, salah satu teman kostan aku. Dia bawa deh tuh ke kantornya. Di awal bulan kemarin dia ngasih orderan dia dan temannya, 1 cat kuku dan 1 produk perawatan kaki, semuanya yang lagi promo. Aku seneng banget, meskipun dikit juga. Alhamdulillah ada. Terus Teh N ini ngembaliin katalognya yang kemudian berpindah ke konsumen yang lain.

Nah, tiba-tiba minggu lalu Teh N ngetok-ngetok kamar aku, ngasih orderan temannya. Aku memperhatikan secarik kertas yang diberikan ke aku, di sana tertulis nama, kode, dan jumlah produk yang diorder. Kemudian terjadilah percakapan kurang lebih seperti ini:
Saya (S) :"Kok tahu kodenya Teh? Katalognya kan udah di aku."
Teh N (N) : "Oh itu, A punya kok katalognya, sebenarnya dia juga member." (A=teman Teh N)
S : "Lho, terus kenapa pesan di aku? Kan aku kasihnya harga katalog, bukan harga consultant."
N : "Dianya malas katanya, dipesenin aja ya."
S : "Okey Teh."
Aku kemudian memindahkan orderan yang ada di secarik kertas itu ke notes aku sambil berpikir. Teh A itu aneh juga ya. Orang-orang kan jadi member supaya dapat harga yang lebih murah dengan kualitas dan pelayanan yang sama. Lha ini malah nggak dimanfaatkan dan malah milih beli di aku. Terus ngapain dia jadi member ya? Hanya karena malas katanya? Hmm... Mungkin Teh A udah kebanyakan duit kali yaa, makanya dibagi ke aku. :)

Berhubung pesanan Teh A hanya sekitar 60rb, jadi aku mastiin ke orangnya, buru-buru mau pakai atau nggak. Kalau nggak, ntar sekalian sama pesanan yang lain, tapi kalau buru-buru akan dipesanin saat itu juga. Setelah 2 hari aku kemudian pesanin, alhamdulillah ada juga pesanan dari yang lain. *rejeki mah bisa lewat siapa aja.
Nah nah kejadian lain terjadi deh, saat aku mau ngambil barang pesanan (kali ini pakai orifast, soalnya sekalian mau main ke Oriflame), aku dapat kabar dari Teh N kalau ada yang pesan bronzing pearls (sejenis blush on), favorit banget emang nih produk, kualitasnya oke sih.
Eits, aku agak bingung orangnya pesannya untuk bulan ini atau bulan depan (katalog Des juga udah aku kasih ke Teh N), jadi aku konfirmasi. Maklum bulan ini lagi harga normal dan bulan depan lagi promo disc + gratis blush brush. Kalau sebagai penjual sih saya nggak masalah mau pesannya kapan, tapi kan sebagai pembeli pastinya lebih untung kalau beli bulan depan (toh bulan depan tinggal 10 harian, sabar dikitlah).
Daaannn, katanya maunya beli bulan ini aja. Again, aku kembali bingung, ada juga ya orang yang nggak peduli mau promo kapan, yang bahkan sangat berdekatan, pokoknya dia butuh kapan, dia beli aja saat itu. Yang ngebuat aku agak heran karena ini make up gitu, kalau skincare atau bodycare okelah ya, yang namanya butuh mah, ya kudu dibeli. Tapi tapi, alhamdulillah, satu orang ini juga lagi mau berbagi rejeki sama aku bulan ini. Semoga bulan depan juga masih ingin berbagi rejeki, hehehe.

Hmm... orang-orang memang beda ya.

*Kerjaan beres, orderan beres. Kerja simple, hidup bahagia. :)

Selasa, 18 November 2014

Efek make up? Hmm...

Hanya untuk menjadikannya kenangan.

Setelah sekian lama gue kerja (nggak lama juga sih), baru hari ini gue tahu kalau penampilan gue selama ini nggak mirip orang kantoran kebanyakan. Padahal gue beberapa kali meeting dengan klien (yang notabene adalah direktur atau manager suatu perusahaan), dan biasanya kan kalau meeting tampilannya kudu formal. Hmm... jadi mikir mereka mikir apa ya pas ngeliat tampilan gue saat akan meeting? Apa karena itu juga ya, gue selalu dikira anak kuliahan (anak kecil tepatnya :( ).

Ini semua karena sepotong percapakan yang kurang lebihnya seperti ini:
"Halooo, Ibu Besse. Nampak beda Bu hari ini, tapi bagus Bu jadi kayak orang kerja kantoran." kata salah satu klien saya.
Saya: (dalam hati: Whaaattt??? Jadi selama ini?) "Oh gitu Pak? Bagus deh, daripada disangka anak kecil mulu. Hahaha..."

Akhirnya gue cek dan ricek, kok bisa kayak gitu ya? Padahal gue pakai baju yang sejenis setiap harinya (kemeja) dengan celana panjang (bahan kain) ditambah dengan flatshoes atau wedges (kadang-kadang heels). Hmim... apa yang membuatnya berbeda ya. Ngaca-ngaca deh di cermin.. hahhaha (segitunya yaa) dan akhirnya ketemu deh..
Jawabannya hanya karena gue pakai eyeliner dan lipstick hari ini berbarengan. Biasanya gue hanya pakai lipstick aja, atau kalau pakai eyeliner dipadukan dengan warna lipstick yang sewarna dengan bibir. Hmm.. ternyata terbukti ya make up bisa memberikan kesan yang berbeda buat diri kita dan orang lain.

By the way, kalau mau tanya-tanya tentang make up atau skincare boleh deh kontak-kontak gue. Gue bisa sekalian belajar lebih banyak tentang seluk-beluk permasalahan wajah dan keinginan seseorang ingin make up yang kayak gimana.

*Minggu ini gue akan ikutan beauty class (udah daftar, gratis bo!), jadi nggak sabar untuk tahu lebih banyak. :)

Sabtu, 15 November 2014

Panjang Lentik atau Volume Luar Biasa?


(sumber foto: Oriflame ID)

Teman-teman pilih yang mana nih? Very Me Extendalash Mascara yang memberikan efek panjang dan lentik atau The ONE Volume Blast Mascara yang memberikan efek volume luar biasa?
Bingung yang mana yang cocok buat kamu?

Kita lihat produk klaimnya dulu yuk:
- Very Me Extendalash Mascara: Extendalash memberikan efek panjang, lentik, dan definisi bagaikan bulu mata boneka berkat salah satu kuas paling inovatif di dunia mascara. 8 ml.
- The ONE Volume Blast Mascara: Kuas yang memegang setiap bulu mata, memisahkan sempurna, dan memberikan efek volume luar biasa. (menambah volume 24X). 8 ml.

Nah, kalau saran dari aku, kita kenali dulu kondisi bulu mata kita.
Kalau bulu mata kita cenderung pendek, sebaiknya pilih yang memberikan efek panjang dan lentik.
Kalau bulu mata kita panjang tapi tipis, nah baiknya pilih yang memberikan efek volume.
Dengan demikian, mata kita akan tampil cantik tanpa terlihat berlebihan.

Mau tanya-tanya lebih lanjut? Boleh langsung kontak diriku. :)


"Semua wanita itu cantik! Mau makin cantik? Itu tergantung kamu."  -Bs Sangiang-

Jumat, 14 November 2014

1 VS 2 ? Udahan kali....

Sebenarnya gue males banget pos mengenai isu-isu politik di blog gue tercinta ini, apalagi tentang 1 atau 2 (ngertilah ya maksudnya...). Gue juga males banget komentar di sosmed, bawaannya ribut dan nggak jelas ujung pangkalnya (yang gue baca dari sebagian status teman-teman gue). Bukannya gue apatis atau nggak peduli dengan kondisi perpolitikan di negeri tempat gue bertumbuhkembang ini, gue justru concern banget, tapi yaa tidak semua teman bicara kita berpikiran terbuka, sebagian justru ingin/merasa pendapatnya aja yang paling benar, bahasa gampangnya pokoknya gue yang benar dan paling tahu ini itunya. Namun, berhubung gue udah bosan bin bete ngelihat status atau share link sebagian teman gue, jadilah gue pos di sini, mau teriak-teriak, "Woooiii, udahan kali, kita udah ada presiden terpilih dan udah dilantik juga. Nggak usah deh tuh bawa-bawa yang nggak kepilih. Yang perlu lue lakukan sekarang adalah berpartisipasi menyukseskan program-program pemerintah demi kesejahteraan kita bersama!". Gemes banget ngeliat status yang masih ngebawa-bawa 'yang nggak kepilih'.

Nggak setuju dan akhirnya protes tentang kebijakan pemerintah yang baru boleh-boleh saja, tapi bukan berarti mengatakan "Gue nggak milih dia lho" atau "Rasain deh tuh yang milih dia!". Lha, kalau kebijakan pemerintah yang baru ternyata membawa kebaikan buat kamu, apa kamu akan bilang "Maaf ya, gue nggak berhak, gue kemarin nggak milih dia kok", gue rasa sih nggak akan ada yang mengatakan hal seperti itu.

Nah, balik lagi deh ke permasalahan utama gue, bosan bin bete. Dari periode pemilu, heboh banget deh setiap orang mengedepankan kelebihan-kelebihan pilihannya dan mencari-cari kesalahan lawannya (yang bahkan sampai pada fitnah, hmm... nggak ikut-ikutan deh), debat sana-sini, sampai unfriend atau blockfriend segala, padahal maaf-maaf aja nih ya terkadang seseorang tidak memverifikasi terlebih dahulu informasi yang dia sampaikan (baca: shared), asal ngikut aja pendapat orang dan akhirnya malah dia yang ngotot padahal nggak ngerti apa yang dia katakan. Gue pribadi, riset kecil-kecilanlah untuk memutuskan akan memilih siapa. Okey, gue kira setelah ada presiden terpilih yang kemudian dilantik, perseteruan akan berakhir dengan damai. Tapiii, demi apalah masih berlanjut sampai detik ini (dan kayaknya akan berlanjut sampai besok-besok. @_@). Untuk apa coba? Masih nggak ikhlas pilihannya nggak kepilih? Please deh, move on dong. Sadar nggak sadar sikap nggak 'move on' ini akan membawa hal negatif untuk diri sendiri dan orang lain. Lue nggak akan pernah bisa melihat kebaikan kebijakan pemerintahan yang baru, sebagus apapun itu, dan lue juga akan membawa orang lain merasakan hal yang sama. Apa lue mau hidup dalam pandangan negatif terus dan berharap pemerintahan yang baru melakukan kesalahan sehingga lue akan merasa senang? Gue sih nggak mau.

Hmm... buat siapapun yang baca blog gue ini, gue harap kalian selalu berpikiran positif. Kalau ada kebijakan pemerintah yang kalian tidak suka atau keberatan dengannya, proteslah dengan cara yang elit. Buang deh tuh jauh-jauh lue dulu milih siapa (entah yang terpilih atau yang nggak terpilih), sekarang presiden kita satu dan dia butuh kita untuk mewujudkan kesejateraan kita bersama. Kalau kata gue, sebagus apapun aturan yang dibuat untuk lue, kalau lue-nya nggak mau diatur, semuanya akan percuma. :)

Kamis, 13 November 2014

Review: The One Long Wear Nail Polish

Mau sedikit berbagi informasi tentang produk yang aku beli. Nah, kali ini mau berbagi info tentang "The One Long Wear Nail Polish", produk cat kuku keluaran terbaru dari Oriflame.

(foto: koleksi pribadi)

Produk ini tersedia dalam 15 warna. Teman aku beli warna Ruby Rouge dan Strawberry Cream, sedangkan aku sendiri memilih warna Purple in Paris dan London Red (seperti yang ada di gambar). Harga yang ditawarkan di katalog sebesar 39k per proudknya dengan isi 8ml (lagi promo, harga normal 59k), berhubung aku consultant, jadi dapat deh lebih murah. :)
Okey kembali kepada produknya.
Produk klaim: Kuas lebar berkualitas tinggi unt uk aplikasi cepat dan mudah. Dengan expert gel technology untuk warna yang cerah, merata, dan berkilau. Mengurangi pecah dan pudar.
Nah, saat aku terima produknya, agak kaget juga sih. Ternyata produknya lebih besar dari yang aku duga (jadi senang). Hari itu juga aku dan teman aku langsung mencobanya dan langsung jatuh cinta deh sama produknya. Menurut aku seperti ini:
+ Kuasnya benaran lebar, jadi lebih enak dan rapi makainya.
+ Hanya butuh dua kali pulasan, dan langsung oke.
+ Gampang kering pas di kuku.
+ Pas ditutup terasa bunyi "klik", jadi bisa memastikan kalau kita sudah menutupnya rapat-rapat.

- Tempatnya terlalu besar untuk ukuran cat kuku

Yup itulah sedikit review aku. Maunya sih nampilin gambar tangan aku yang lagi pakai cat kukunya. Hanya saja kelupaan saudara-saudara. Next time (kalau lagi dapat) aku pakai, aku foto lagi.. hehehe..

Btw, ada teknik memakai cat kuku lho. Mau tahu? Yuuuk bareng sama aku jadi Independent Consultant of Oriflame. :)

Salam hangat dari saya:
Besse
(0896 292 26927)
Pin : 5879CE03
Independent Consultant of Oriflame

Senin, 10 November 2014

Kapan lagi kalau bukan sekarang? #Oriflame

Waaahhh kabar gembira banget nih buat teman-teman yang mau join Oriflame bulan ini. Lagi promo gitu lho. Hanya Rp 24.900,00 dan teman-teman langsung bisa dapat keuntungan yang banyak banget dari Oriflame.
Mau tahu apa aja, ini nih aku sebutin, dapat keuntungan langsung diskon 30%, jadi bos kamu sendiri, dan pastinya bersenang-senang. Eits, cuma itu aja? Nggak dong... Kalau kamu udah gabung, dan order pertama minimum Rp 200.000, dapat potongan Rp 24.900 (kalau gitu, sama aja dengan daftar gratis dong ya? Hmm... pikirin aja sendiri, hehehe), udah gitu kalau sampai belanja lagi dan dalam bulan ini sampai 100 BP, dapat deh produk keren, produk yang selalu diuber-uber dan dinanti-nanti diskonnya karena saking kerennya, Giordani Gold Bronzing Pearls senilai Rp 269.000, GRATIS BO! Bulan berikutnya, belanja 100 BP dapat lagi PRODUK GRATIS, nilainya lebih mahal, Rp 329.000, Queen of the Night Eau de Parfum. Bulan berikutnya, belanja 100 BP lagi, yup resmi deh clucth cantik Queen of the Night Clucth senilai Rp 429.000 jadi milik kamu. Banyak banget kan hadiahnya.. Mau lagi? Makanya gabung! Caranya? Gampang, langsung kontak aku aja ke : 0896 292 26927 (Besse, Independent Consultant of Oriflame). Mari sukses bersama! Dia bisa, aku bisa, kamu pun pasti juga bisa. :)

(sumber: foto Oriflame Simple Biznet)

Sabtu, 08 November 2014

My Collectable Shoulder Bag :)

Pertama kali liat gambarnya, shoulder bag biru-putih (gue lebih suka menyebutnya belang-belang, ntah kenapa) aku kirain bahannya dari plastik, terus lihat harganya 299.000. Worthed nggak sih? Namun, berhubung gue bisa dapatin tas ini secara gratis, tetap senang-senang aja. Hahaha... (dasar yaa, kalau gratis responnya langsung beda).

Tapi oh tapi nih ya teman-teman, sebelum tas itu sampai di tangan gue, Mbak Ammy sama Mbak Indah bilang kalau tasnya bagus banget, bahannya oke. Mereka udah lihat. Oh ya? Whaahaha... makin seneng deh gue.

And akhirnya tasnya sampai juga ditangan gue. Check and re-check, yeeyyy... emang bagus! Bukan plastik! Langsung jadi tas favorit dan dipakai ke mana-mana. Padahal gue itu ya, jarang banget atau bahkan kayaknya nggak pernah pakai tas gretongan ke mana-mana, apalagi ke tempat kerja (fact: pertama kali gue pakai tas ini adalah ke tempat kerja).

Kok bisa sih gue dapat tas yang oke punya dan gratisan lagi? Adaa deeehhh... :)




p.s. : gue keliatan kayak anak kecil banget ya dibanding rekan-rekan gue? :)

Foto sama orang sukses? Seneeengnya tuh di sini... :)

What a great day!
Kalau yang lagi booming 'sakitnya tuh di sini', nah kalau aku sih lagi semangat-semangatnya 'senengnya tuh di sini'. Iyaa dong, daripada ngomongin sakit mendingan ngomongin senang2..

Nah, nah hari ini aku pagi-pagi dari tempat teman di area Slipi langsung tancap menuju area Sudirman. Meskipun agak kurang tidur (yaa iyalah, ngobrol sampai hampir jam 3 subuh dan udah harus berangkat jam 07.30), tetap aja aku semangat 45. Gimana nggak, hari ini aku akan ikutan acara "Mindset Training" yang dibawakan oleh Mbak Ilnayuti langsung. Siapa dia? Cari tahu sendiri aja ya, pokoknya orang terkenal banget deh, gajinya per bulan gede banget bo! Ngiler deh.. Aku juga pengeeeennn, Amin.. Amin.. Amin..

Pas ngikutin trainingnya, wow.. ilmu yang oke bangetlah untuk dimiliki. (Semangat banget deh akunya buat praktekin). Mau tahu isi trainingnya kayak gimana sampai aku segitu semangatnya? Kontak langsung ke 0896 292 26927, aku orangnya baik kok, jadi nggak akan segan-segan buat berbagi. Eits, tapi buat orang yang serius ingin berubah lho ya.. Tenang aja, nggak melanggar peraturan apapun, apalagi peraturan dari Allah. :)

Intinya sih ya teman-teman, aku nulis ini bukan buat ngomongin isi trainingnya, (ngomongin isi trainingnya kalau ada yang serius ingin tahu aja) tapi lebih ke betapa senangnya aku bisa ketemu orang-orang keren (udik banget ya? Biarin!) *Btw, ketemu presiden aja kyknya aku nggak seheboh ini deh.. Nggak rugi lah dijabanin datang ke sana, trainingnya manfaat banget, belum tentu bisa dapatin materi training kayak gini lagi di tempat lain.



 (foto 1: Dengan Mbak Ilna dan Mbak Ammy)

(foto 2: Mbak Indah, Mbak Ilna, dan Mbak Ammy)

(foto 3: Dengan Mbak Dinar)


Ketemu orang-orang sukses dan selalu berpikiran positif, udah gitu ramah-ramah lagi seneeengnya itu di sini.. seneeennnggg...

Rabu, 29 Oktober 2014

Tampil cantik Sehari-hari.. #Oriflame

Oktober ceria, warnai dengan produk baru dari The One Make-up.

Kalau dari aku, rekomendasiin yang eye liner-stylo.. Enak banget makenya, rapi dan lembut. Nggak nyesel dah. Cekidot, produk lainnya yang tentunya oke punya..

Oriflame Cosmetics
    Oriflame Cosmetics



Tertarik? Langsung kontak aja ke no. aku : 0896 292 26927

(Tinggal 3 hari lho, so buruaan sebelum kehabisan!) :)

Senin, 27 Oktober 2014

Makasiiihhh.. #Mybirthday

Alhamdulillah.. Alhamdulillah.. Alhamdulillah..

Alhamdulillah masih diberikan kesempatan sama Allah untuk berada di dunia ini sampai saat ini. Dua puluh something tahun yang lalu saya dilahirkan oleh Ibu saya ke dunia ini. Meuni muter-muter ya? Bilang aja hari ini ultah saya.. Hehehe.. Dan intinya mah saya bersyukur dan berharap diberikan keberkahan dalam menjalani sisa usia ini. Amin.

Seminggu sebelumnya, rekan kerja saya sudah heboh mengenai ultah saya. Senang sih karena ultahnya diingat, itu berarti kan mereka perhatian. Meskipun itu berarti saya juga harus siapin budget untuk traktir.. hahaha.. Emang nggak ada yang gratis Bo!

Saat hari ini telah tiba, pagi-paginya dihebohkan dengan berbagai ucapan selamat dan doa. Salah satu doa yang paling banyak dari rekan kerja adalah supaya saya segera ketemu jodohnya.. Huaaa, nampaknya rekan saya lebih greget dengan jodoh saya dibanding saya sendiri. (Sejujurnya nih ya, agak masih enggan mengaminkan, masih ingin menikmati hidup sendiri, hehehe, kata rekan saya mah, sayanya bandel, tapi berhubung mereka mendoakan, jadi yaa saya amin-kan sajalah.). Dari keluarga saya sendiri, lebih mengutamakan kesehatan saya. Amin.. Amin.. Amin..

Hal yang tak saya sangka adalah saat salah satu teman SMP saya mengingat dengan baik ultah saya dan mengirim ucapan pagi-pagi banget, bahkan sebelum saya berangkat ke kantor. Terharu bangetlah. (Btw, saya hide lho tanggal ultah saya di semua sosmed yang saya punya). Padahal saya sama dia kan udah lama banget nggak bersua.

Satu hal lagi yang saya nggak sangka adalah ucapan dari teman yang via telpon. Terharu juga. Soalnya nggak nyangka dia sampai nelpon, dia gitu lho.

Teman-teman saya yang lain juga pada ngedoain.. Amin.. Makasih semuanya. :* :*

Foto: Lunch dengan rekan kerja

 * Special thanks buat keluarga aku yang selalu mendukung dan mencintai aku.. :)

Minggu, 28 September 2014

Me in Glasses

(foto: koleksi pribadi)

"Kacamata? Ngapain kamu pakai kacamata? Cuma orang yang matanya bermasalah yang memakai kacamata. Memang mata kamu kenapa?" Kira-kira begitulah (kalau dalam bahasa Indonesia) kata mama saya saat saya mengatakan ingin memakai kacamata. Waktu itu saya masih kelas 2 SMP. Mama saya melarang saya untuk memakai kacamata meskipun waktu itu hasil tes mata saya menunjukkan kalau saya minus 1,5. Alhasil sampai sekarang saya tidak pernah menggunakan kacamata (btw, sekarang udah normal lagi, hehehe, senangnya..)

Saat saya masih duduk di bangku kelas V SD, saya ingin banget pakai kacamata, cuma kan nggak mungkin banget, lha wong mata saya normal. Keren aja kayaknya kalau pakai kacamata, kelihatan lebih pintar gitu. Jadi setiap ada kompetisi, saya pasti refleks memerhatikan orang-orang yang memakai kacamata. Saya selalu menganggap kalau merekalah rival-rival yang berat (padahal ternyata g' juga sih, orang pintar nggak identik dengan kacamata),  Nah, pas saya SMP kelas 2 itu, saya ada pemeriksaan mata (manual sih) pas pelajaran Biologi, kata guru saya, saya mestinya pakai kacamata soalnya saya minus 1,5. Saya bukannya kaget dan khawatir, saya malah seneeenggg banget. Impian untuk pakai kacamata akan terwujud.. hahaha kalau dipikir2 dong dong banget deh.. Saya bilanglah ke mama saya, dan ternyataa reaksi mama saya g' banget deh. Saya nggak boleh pakai kacamata. Meskipun minus mata saya kemungkinan akan nambah kalau nggak makai kacamata, mama saya tetap nggak ngijinin. Nah, terus gimana dong? Saya juga kan nggak mau minusnya nambah. @_@

Akhirnya saya mengubah kebiasaan-kebiasaan yang memicu peningkatan minus mata. Dari yang g' suka makan wortel, akhirnya dipaksa-paksain suka makan (sekarang jadi beneran suka), terus kebiasaan nonton terlalu dekat dengan TV diubah jadi lebih jauh, dan kebiasaan yang paling susah diubah: baca buku sambil tiduran (sekarang kadang-kadang dilakukan lagi :( ) dihilangkan, terus satu lagi akhirnya selalu mengusahakan untuk duduk di bangku paling depan di kelas. Dan oh ya, satu lagi hal yang saya lakukan (yang mana ngebuat saya bikin tulisan ini), saya menghipnotis (apa lebih cocok pakai kata sugesti ya?) diri dengan menanamkan dalam pemikiran saya bahwa saya nggak cocok pakai kacamata. Tapi, tetap aja ngerasa kalau orang yang pakai kacamata itu keren, hehehe..


Efek dari ini semua, pas saya melakukan tes mata di salah satu RS khusus mata ternama di Bandung untuk melengkapi persyaratan masuk universitas, saya kaget banget saat saya melihat hasilnya. Gimana nggak? Di sana tertera dengan sangat jelas kalau mata saya normal. Saya sampai minta ketemu lagi sama dokternya untuk mengkonfirmasi kebenarannya. Asa nggak percaya aja gitu. Senang banget deh rasanya. Yeeyy, nggak perlu lagi deh selalu duduk paling depan.. huahahaha.. Itu efek bagusnya. Efek jeleknya adalah saya nggak pede pakai kacamata, meskipun kacamata buat gegayaan apalagi kacamata buat sehari-hari. Maksain banget deh kalau ke pantai pakai kacamata. Kalau nggak mengingat itu untuk kepentingan mata juga, nggak akan dipakai deh..


Nah, pas liburan kemarin di rumah, iseng-iseng deh pakai kacamata punya orang. Tetap ngerasa nggak pede. Ngerasa aneh gitu ngelihat muka sendiri pakai kacamata. Tapi, kata adik saya nggak masalah kok, kelihatan baik-baik aja. Keluarga saya juga nggak ada yang komentarnya negatif. Huaaa... akhirnya agak lebih pede pakai kacamata (bukan berarti saya ingin mata saya kembali minus lho ya..). Ngeliat hasil fotonya, kayaknya emang nggak jelek-jelek amet kok, tetap imut dan manis, hahahha kepedean deh gue.


Emang oke-oke aja kan gue pakai kacamata? :)

Tahu Waktu #common sense

Kejadian pertama:
Salah satu tetangga kostan aku (dulu), kalau malam-malam suka main gitar sambil nyanyi-nyanyi. Mungkin karena pada saat pagi dan siang harinya sibuk dengan berbagai kegiatan lain, jadi semacam melepaskan stres     gitulah di malam harinya. Berhubung mereka ngekosnya bareng-bareng (ngontrak satu rumah gitu), jadi nyanyinya juga sering ramean. Awalnya biasanya nyanyi di awal malam gitu, sekitar jam 8anlah. Tak masalah. Tapi, lama kelamaan mereka sering nyanyi ampe larut malam gitu. Saya pribadi sih kadang merasa terganggu, kadang juga nggak. Kalau udah ngantuk mah, tak ada yang dapat menghalangi untuk tidur, hehehe... Karena semakin seringnya mereka nyanyi ampe larut malam, akhirnya tanpa saya (di)duga Pak RT ambil tindakan, dan datang menegur mereka dengan keras. Sampai ngancam akan ngusir mereka dari lingkungan itu kalau nyanyi-nyanyi lagi ampe larut malam. Meskipun suara mereka bagus, tapi kalau udah lewat jam 9 mestinya mereka berhenti, karena orang-orang sudah ingin beristirahat, begitulah kata Pak RT. Kalau kata ibu kostan saya sih (keesokannya), emang udah dikasih tahu sebelumnya tapi agak kurang diperhatikan. Yaa, mesti tahu waktulah.

Kejadian kedua:
Buat para penggemar drama korea, pastinya pada tahu di drama "My Love from Another Star", ada scene di mana sang artis nyanyi-nyanyi larut malam untuk melepaskan dan akhirnya mengganggu tetangganya. Tetangganya itu akhirnya datang untuk memberikan peringatan dan mengatakan bahwa meskipun bernyanyi dengan suara yang bagus orang juga mestinya menghormati tetangga (demikianlah kira-kira, gue nggak jago bahasa Korea sih), dengan kata lain mestinya tahu kalau malam hari waktunya untuk beristirahat.

Kejadian Ketiga:
Tadi pagi saat habis shalat shubuh, aku buka hp dan ternyata ada satu pesan yang belum aku baca. Pengirimnya tetangga kamar kostan aku (kamarnya tepat di depan kamar aku), langsung aku buka, khawatir ada apa gitu. Isinya begini:
Teh, itu tetangga baru yg ngisi kamar dkt tangga ngeganggu bgt ya.
Gak tau waktu orangnya. Bnr2 mengganggu.
Dikirim 2014.09.28 01.47
Aku agak kaget juga sih bacanya, soalnya berarti tetangga kostan aku yang dimaksud itu belum berhenti ngobrol sampai jam segitu. Sebenarnya tetangga depan kamar aku ini bukan orang yang gampang complain atau mempermasalahkan urusan orang lain, kalau nggak parah banget mah dia nggak ambil pusing. Tapi ngeliat dia sampai sms aku, berarti dia udah ngerasa keganggu banget. Cuma kayaknya dia agak nggak enak buat negur, maklum tetangga baru, heehe..

Nah, sebenarnya aku cerita ini bukan bermaksud untuk ngomongin orang lain, hanya saja aku ingin ini jadi contoh supaya kita nggak melakukan hal yang sama di mana dan kapan pun kita berada. Kejadian-kejadian di atas (kecuali kejadian kedua karena dia mengira ruangannya soundproof) menunjukkan masih banyaknya di antara kita (dan mungkin juga kadang saya) yang tidak memperhatikan hak orang lain, dalam hal ini merampas ketenangan orang lain yang ingin beristirahat di malam hari. Padahal setahu saya, ini adalah salah satu pelajaran yang sangat mendasar yang diajarkan pada kita saat masih berada di bangku sekolah, bab Tenggang Rasa (kalau tidak salah ya) mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Di pelajaran agama kayaknya juga diajarkan. Tapi kenapa kita kadang tidak mengaplikasikannya? Hanya jago ngomonginnya aja?

Kejadian di atas hanyalah sekian dari sekian banyak kejadian sejenis yang terjadi. Mungkin kita punya tetangga yang sejenis dengan teman saya (pada kejadian ketiga), yang tidak berani menegur langsung, tapi alangkah baiknya dan memang sebaiknya kalau kita yang menyadari sendiri.

Merasa excited bertemu dengan teman dan bisa menghabiskan waktu semalaman buat ngobrol sih nggak masalah, tapi kita juga harus tahu aturanlah (meskipun tak tertulis), bahasa gaulnya sih tahu common sense. Jangan sampai karena saking semangatnya sampai kita lupa kalau nada suara kita itu ketinggian atau suara tawa kita udah menggangu orang lain. Apalagi kalau udah larut malam, suara kecil aja bisa terdengar berisik, apalagi kalau emang kenceng (berasa orang ngomong di samping kuping, pengalaman semalam..). Malam hari itu kan umumnya orang beristirahat, jadi kita harus tahu dirilah. So guys, di manapun kalian berada, marilah kita menghargai hak orang lain. Jangan menunggu sampai kita ditegur orang lain, tegurlah diri sendiri. Ingatlah selalu pepatah di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Be a better person! Semangat!

Catatan: tulisan dbuat khususnya dengan tujuan sebagai pengingat buat diri sendiri. 

Rabu, 06 Agustus 2014

Fauziah :)

foto : me and Fauziah

Umurnya hampir tiga tahun, awal ketemu orang baru pemalu tapi 10 menit kemudian berasa udah kenal dekat aja, jago banget bikin ekspresi manyun (padahal udah dilarang-larang, tetep aja...), anak kedua dari sepupu mamaku, jadi sepupu dua kali aku lah yaa, dan pastinya lucu & cute banget, yup itulah Fauziah. Senang banget deh bisa ketemu dia lagi, soalnya anaknya ceria, ini (di foto) pertemuan kedua aku sama dia, sebelumnya pas dia masih umur belum sampai setahun (lupa berapa bulan usianya), saat kerjaannya nangis mulu.. hahahaha..

Berharap pas ketemu lagi ntar (kalau pulkam), dia makin ceria dan makin cute, dan bisa mengenali aku dengan baik, hahahha... Semoga sepupuku yang tersayang ini tumbuh menjadi anak yang sholehah, berguna bagi orangtua dan agamanya. Amin.. :)

Senin, 28 Juli 2014

Me, My Sister, and My Brother

Yeeaahhh.. akhirnya posting juga foto keluarga.. :)

Ini dia my hero a.k.a my big brother, Baso Tenri Ampa
foto 1: My brother

dan my little angel a.k.a my sister, Besse Sarifa Rahman
foto 2: My Sister

And here we are:
foto 3


foto 4

Selasa, 24 Juni 2014

Tiap minggu ditraktir.. hehe #Happy milad


Selamat milad Pak Hendra dan Teh Virna. Semoga sisa usianya makin berkah, sehat dan sukses selalu.. :)
*hugkiss #khusus buat Teh Virna, hehehe

Foto1


Foto 2



Rabu, 28 Mei 2014

Kompakan Pak? #5sekarung

Foto : Lunch minggu ke-3 Mei 2014

Foto : Lunch minggu ke-1 Mei 2014

Ada banyak persamaan di kedua foto di atas, tapi yang nggak disangka adalah cowok-cowok di kedua foto tersebut memakai baju yang sama, hehehe.. Bisa kompakan gitu makai bajunya. Sehati bangetlah mereka.. #Kalau mereka baca blog gue, mungkin gue ditimpuk kali ya karena ngatain mereka sehati, hahhaha..

Minggu, 20 April 2014

Tipe-tipe Jomblo di Dunia Nyata

Gue kirain di dunia ini hanya ada dua jenis jomblo, yang pertama jomblo karena emang pengen dan yang kedua karena emang terima nasib (kurang ajar banget ya gue...), tapi saat gue secara tidak sengaja baca artikel di suatu media, ternyata banyak juga yaa, ada tujuh gitu lho (tapi itu versi sumber yang gue baca), daaaannnn berhubung gue ngerasa agak-agak gimana gitu pas bacanya (entah lucu atau gimana, ampe gue ketawa-ketawa sendiri), jadinya gue repost deh di sini. So, lue termasuk tipe yang mana? -pertanyaan berlaku, jika lue mengaku jomblo, hehehe.. Kalau gue sih, hmmm... gue jawab di akhir deh yaa....



(Sumber: Kapanlagi.com)
Tipe-tipe Jomblo di Dunia Nyata

1. Jomblo Prinsip
 Jomblo yang satu ini selalu memiliki prinsip yang kuat dalam dirinya. Untuk bentuk prinsipnya ini bermacam-macam, mulai dari prinsip dari luar dan prinsip dari dalam. Prinsip dari dalam bagi jomblo ini adalah keinginan supaya bisa dapat pasangan sehidup semati. Jadinya, dia gak mau pacaran dulu. Supaya sekali dapet pacar, bisa langsung nikah dan gak perlu cari-cari lagi. Ada juga sub tipe jomblo yang disebabkan oleh prinsip dari luar. Maksudnya di sini adalah prinsip yang ditanamkan kepada si jomblo. Contohnya, gak boleh pacaran karena dilarang sama orang tua, gak dibolehin pacaran sama dokter karena punya penyakit bahaya, dan lainnya. Makanya, jomblo ini susah untuk merubah prinsipnya.
- tambahan dari gue, yang paling banyak gue temuin (orang yang nge-jomblo karena prinsip), adalah prinsip bahwa keyakinan alias agama yang dipeluknya tidak memperbolehkannya untuk pacaran. (nggak maksud sara lho yaa...)
2. Jomblo Cakep
Kamu bakalan pernah deh ketemu sama orang yang seumur hidupnya, pacarnya itu bisa dihitung jari. Padahal, orangnya itu udah cakep, tajir pula. Tapi entah kenapa, si orang cakep ini memilih untuk jadi jomblo. Hal ini dikarenakan si jomblo cakep ini adalah seorang tipe yang pemilih banget. Dia mau pasangannya itu yang pantes buat dia. Dia bukan nyari orang yang sama-sama cakep sih sebenarnya. Tapi lebih ke orang yang percaya diri dan gak rendah diri duluan pas jadi gebetan si jomblo ini. Makanya, dia butuh orang yang percaya diri dan beneran menerima dia apa adanya. Untuk itu, dia memutuskan jomblo dulu sampai benar-benar ketemu dengan sosok idamannya itu.
- Yaa, emang siapa sih yang mau pacaran dengan orang yang tidak percaya diri, apalagi kalau kita sebagai cewek.

 3. Jomblo Aktivis
Aktivis itu ada di mana-mana. Mulai dari aktivis lingkungan, aktivis sosial, aktivis politik, sampai aktivis single atau yang biasa disebut dengan jomblo aktivis. Tipe orang ini jumlahnya gak terlalu banyak di masyarakat. Tapi, kamu bakalan nemuin satu dua orang yang masuk tipe ini. Jomblo aktivis bisa dibilang termasuk dalam jomblo prinsip. Bedanya, prinsip yang diterapkannya bukan dari pribadinya sendiri yang mau jomblo atau dilarang untuk pacaran. Tipe ini memutuskan jadi jomblo, supaya bisa mengabdikan dirinya di bidang yang dia suka. Dia lebih mementingkan kegiatan berbau aktivis yang digeluti dibanding harus menghabiskan waktu buat pacaran yang menurutnya gak penting. Jomblo ini sebenarnya banyak yang mengincar karena baik hatinya. Sayangnya, dia gak mau pacaran dulu.
- Hmm... kayaknya gue sering nemuin orang yang kayak gini. Dan bener banget, fans-nya banyak, hahahaha....
 
4. Jomblo Sibuk
 Mirip dengan jomblo aktivis, jomblo yang satu ini termasuk mementingkan kegiatannya yang super banyak itu. Dia gak ada waktu untuk memikirkan masalah pacaran. Orang yang masuk dalam tipe ini, biasanya adalah orang yang punya banyak kenalan dan susaaah banget ditemuin. Kamu bakalan nemuin orang ini punya jadwal terstruktur di dalam buku catatannya. Contoh kegiatannya itu, mulai dari rapat organisasi, kerja di kantor, belajar, sampai program sosial ke desa-desa. Makanya, sebenarnya sih orang ini pengen juga bisa punya pacar. Bisa diajak jalan-jalan kalau lagi libur, manja-manjaan kalau udah malam, atau suap-suapan sambil makan malam. Tapi, mau gimana lagi, soalnya jomblo ini terlalu sibuk sih.
- Karir banget deh yaa..

5. Jomblo Geografis
 Kalau jomblo yang satu ini, sebenarnya sih bukan jomblo. Dia itu punya pacar, tapi pacarnya itu gak satu kota sama si jomblo. Bahasa kerennya sih lagi LDR atau Long Distance Relationship gitu. Dari penelitian selama berpuluh-puluh menit yang dilakukan Kapanlagi.com® menemukan, bahwa jomblo geografis ini adalah jomblo yang disebabkan perbedaan geografis antara dua jomblo. Berhubung pacarnya itu di luar kota atau beda letak geografis, orang yang LDR ini bisa masuk ke dalam jenis jomblo geografis. Keadaannya jomblo ini bisa dibilang lebih miris dibandingkan dengan jomblo yang lainnya. Saat malam minggu, jomblo-jomblo yang lain masih ada kegiatan atau malam mingguan sama temannya, jomblo yang satu ini harus setia dengan layar handphone. Walau begitu, jomblo ini gak bersifat permanen dan dapat diperpendek masanya.
- Protes deh ya sama yang punya artikel, harusnya yang ini nggak usah dimasukin, kan nggak jomblo, hehehehe... (kurang ajar ya? udah nge-re-post, pakai protes lagi).


6. Jomblo Terselubung
Jomblo yang satu ini statusnya agak gak jelas alias kabur. Sebenarnya, dia ini jomblo, tapi terselubung. Kenapa dibilang terselubung? Ini karena statusnya yang selalu ditutup-tutupin. Biasanya, jomblo yang satu ini gak bakalan ngaku kalau dia itu jomblo. Dia pastinya bilang kalau dia itu punya pacar, tapi di luar negeri. Dia selalu mikir, pacaran jarak dekat udah terlalu mainstream. Lagian, itu cuma alasan supaya dia gak keliatan jomblo kok. Kamu bakalan bisa nemuin cowok kayak gini lagi makan sendirian di restoran atau lagi di cafe bareng dan foto seolah-olah dia lagi sama pacarnya. Padahal, itu tangannya dia sendiri. Rada miris sih emang. Tapi, ya mau gimana lagi. Demi harga diri gak jadi jomblo, apa pun dilakukan.
- Nah, ini sih jomblo karena terima nasib, padahal ngaku jomblo aja kenapa sih? Kali aja ada yang naksir, tapi karena dikira udah punya pacar, jadi deh mundur. Nah lho, siapa yang rugi? :D alhasil makin lama deh tuh jomblonya, ckckck... jujur walau pahit tuh emang paling nggak ada ruginya :)

7. Setengah Jomblo
Di antara semua jomblo yang udah disebutkan sebelumnya, jomblo yang satu ini agak jahat alias pengen kamu pukul kalau ketemu di jalan. Setengah jomblo adalah jomblo yang udah punya gebetan, tapi gebetannya ini gak ditembak-tembak sampai sekarang. Bisa dibilang, tipe jomblo yang satu ini punya nama lain sebagai PHP alias Pemberi Harapan Palsu. Dia suka dekat dengan gebetannya. Bahkan, dia gak bisa hidup tanpa gebetannya itu. Tapi, dia gak tahan dengan yang namanya komitmen. Makanya, dia selalu pengen cari orang yang untuk dijadiin TTM-an doang. Agak jahat kan? Cuma tipe yang kayak gini memang ada, jadi kamu harus hati-hati.
- Nunggu ampe mapan dulu kali yaa, baru deh komit.. (Sok berpikiran positif!)


Nah, udah pada baca kan? Again, lue tipe yang mana nih? Gue harap sih bukan yang no. 6 ya... And as I said before, kalau gue juga akan ngasih tahu gue termasuk tipe yang mana, secara tidak langsung mendeklarasikan ke seluruh dunia (lebay tingkat tinggi) kalau gue itu jomblo yang dengan sangat gampang gue jawab bahwa gue adalah yang pertama a.k.a jomblo prinsip (gue harap lue-lue yang jomblo termasuk tipe jomblo yang sama dengan gue, alasannya? Pengen aja... hehehhe)

Sabtu, 12 April 2014

Senyamannya aja :D

Apakah semua orang kidal memakai jam di tangan kanan, begitupun yang tidak kidal apakah pasti memakainya di tangan kiri???

Well, mungkin pertanyaannya agak-agak aneh, tapi saya lagi bertanya-tanya tentang hal itu sekarang.

Pada awalnya saya tidak pernah memperhatikan di sebelah mana seseorang memakai jam tangannya, karena saya menganggap hal tersebut "senyamannya orang itu aja" sampai seorang teman menanyakan hal tersebut kepada saya di suatu acara makan malam bersama.
Teman saya : "Se, memangnya kamu kidal?"
Saya : "Hah? Nggak." (dengan muka bingung)
Teman saya : "Terus kenapa kamu pakai jam tangan di sebelah kanan? Itu kebiasaan orang kidal."
Saya : "Oh ya? Aku nggak tahu. Sepakainya aja aku mah, udah kebiasaan kayaknya begini."
Sejujurnya saya nggak pernah memperhatikan saya memakai jam tangan di tangan sebelah mana. Yaa itu tadi, "senyamannya aja".

Hanya saja setelah itu, saya memperhatikan orang-orang di sekitar saya dan menemukan bahwa memang hanya orang kidal yang memakai jam tangan di sebelah kanan. So, how about me???

Suatu hari, saat mau wudhu di kantor, saya melepaskan jam tangan dari tangan saya dan menyadari bahwa saya melepaskannya dari tangan kiri. Lho? Saya bertanya-tanya pada diri saya sendiri, sebenarnya saya itu biasanya memakai jam tangan di sebelah mana sih. @_@

Akhirnya pertanyaan saya terjawab kemarin, saat saya kembali menemukan diri saya mengenakan jam tangan di sebelah kanan. Saya kemudian berpikir lebih dalam (ceileee... sok2 serius), dan hasilnya saya simpulkan bahwa saat saya dalam keadaan fokus (tidak terburu-buru atau memikirkan hal lain), saya akan memakai jam di tangan kiri dan saya akan memakainya di tangan kanan saat konsentrasi saya buyar, yang biasanya karena terburu-buru, hehehehe. Apakah ini normal? Saya jadi penasaran dan akhirnya coba nyari-nyari tentang hal ini di internet.

Ternyata normalnya memang orang tidak kidal memakai jam tangan di tangan kiri, tapi katanya (baca: sumber2 yang saya baca), yaa balik lagi kepada kenyamanan si pemakai. Ada beberapa sih penjelasan mengapa hal itu terjadi (yaa bisa kalian cari sendiri di internet, hehehe...), yang intinya terkait dengan kebiasaan penggunaan tangan dalam mengerjakan sesuatu. Ada juga sumber yang mengatakan bahwa orang yang tidak kidal yang memakai jam tangan di sebelah kanan cenderung sombong dan egois. Am I? :D

Inti dari tulisan ngalor-ngidul saya yang nggak jelas ini adalah hanya untuk mengetahui bahwa apakah kebiasaan saya normal dan sesuai dengan pendapat saya yang dari awal "senyamannya aja" dan saya temukan bahwa meskipun kebiasaan saya agak tidak lazim, tapi alasannya cukup bisa diterima. Kan senyamannya aja... Hehhehe... Apakah kalian setuju? :D

Rabu, 26 Maret 2014

5sekarung

5sekarung adalah nama geng rumpi (sebenarnya mah karena kita sering terdampar di ruangan yang sama saat sedang mencari duit alias kerja yang kemudian berbuntut pada seringnya kita lunch bareng).


Sebenarnya nggak maksud geng-gengan sih, hanya saja karena 'teman-teman' saya ini pada mau gitu, ya udahlah gpp deh. Toh nggak ngerugiin siapa-siapa ini. Daannn kemudian tercetuslah nama ini, yup "5sekarung". Kalau ada yang nanya kenapa namanya aneh begitu? Nggak usah deh, jangankan namanya, variasi membernya aja kayaknya nggak pernah kepikiran sama kalian. Gimana nggak, apa ada geng, kelompok, tim, atau whatever-lah itu namanya yang ngaku se-geng yang punya variasi member seperti 5sekarung ini? Nggak hanya beda karakter, hobby, dan jenis kelamin, tapi juga beda usia, asal daerah, dan tentu saja jenis pekerjaan. Satu-satunya persamaan adalah karena kami bekerja di tempat yang sama. :)  Emang membernya seperti apa sih? Well, membernya ini yaa, seperti namanya ada lima orang, saya mulai ngenalin dari yang paling tua deh.   Yang pertama ada Ibu Helma, usianya mendekati 50 gitu deh, bagian keuangan. Terus ada Pak Yana yang usianya mendekati 40, bagian admin. Berikutnya ada Pak Reza, usia 35an awal gitu, seorang direktur. Berikutnya lagi ada Teh Virna yang 2 tahun lebih muda dari Pak Reza, sebut sajalah manager human capital. And then, saya, orang termuda di geng ini, yang usianya seperempat abad aja belum sampai, as an auditor. Nyambung dari mana coba?


Kalau ada yang nanya, perusahaan mana yang pekerjanya (yang kerjaannya beda-beda) tapi berada di dalam satu ruangan. Yaa, di tempat saya ini. Mungkin supaya kita lebih efektif kerjanya kali yaa. Kan kalau beda-beda pasti pada fokus sama kerjaan masing-masing. Kalau ada yang ngomel-ngomel karena kesal dengan rekan setim-nya, yaa yang lain palingan hanya nyuekin (karena kan kita nggak tahu permasalahannya dan nggak mau ikut campur juga sama urusan internal tim/divisi mereka). Kalau butuh apa-apa dari teman sedivisi, tinggal call aja (udah zamannya technology gitu lho, hehhee..). So, pada intinya akhirnya terbentuklah 5sekarung ini, yang nggak hanya dekat di kantor, tapi juga di luar kantor. Sering jalan-jalan gitulah.


(foto 1: yang narsis, hehehe)
(foto 2: tempat tercetusnya nama 5sekarung)

Sabtu, 22 Maret 2014

Rekan Kerja yang Kusut #berkarya :D

Seperti auditor yang lain, pastinya bulan-bulan awal adalah bulan-bulan yang penuh dengan kegiatan, berasa terus-terusan dikejar deadline gitu, bahasa gampangnya 'sibuk' lah, hehehe..
Nah, biasanya kalau lagi kayak gini, pastinya pada nyari-nyari cara juga supaya nggak sampai stress dan bisa menghadapi bulan 'sibuk' dengan tetap ceria. Naaahhh, salah satu cara rekan kerja saya adalah berkarya alias edit-edit foto orang lain yang ada di HP dia (yaa, kira-kira beberapa menitlah ngerjainnya) dan dia akan merasa sangat puas dengan karyanya itu, meskipun lebih banyak hasil karyanya konyol yang bisa membuat orang-orang seruangan terpingkal-pingkal. Salah satu hasil karyanya adalah foto yang saya upload di bawah ini. (Saya nggak berani upload foto yang lain karena tidak mendapat izin dari yang punya foto Sang Objek, hehehe....)
(sumber: koleksi pribadi H.S.)
 

Minggu, 09 Maret 2014

Penyuuuu...

Berhubung saya jarang-jarang foto dengan binatang, jadi saya mengabadikan momen ini di blog saya ini. Lokasi foto ini di Turtle Farm, Pulau Penyu, Tanjung Benoa, Bali - Indonesia.

Ngeliat orang foto-foto, asa pengen juga dan akhirnya saya minta difotoin. Tapiiii... meskipun penyunya nampak lucu dan menggemaskan, saya nggak bisa tersenyum oke saat take photo (padahal di foto yang lain juga nggak senyum oke sih..). Kenapa coba? Soalnyaaa penyunya ternyata beraaattt.. Langsung dong menghancurkan mood saya yang lagi antusias. (tapi tetap dijabanin) Sekecil ini aja beratnya udah 3 kiloan, dan saat ngeliat yang penyu gede (lupa umurnya berapa tahun), saya iseng nanya beratnya berapa. Petugasnya menjawab dengan santai 90an kilo dan ditawari foto lagi sama yang penyu gede itu. What? Mau sih, tapiii mengingat beratnya, langsung ciut deh nyali.. Jadi kalau ada yang mau foto juga dengan penyu (yang segede ini), persiapkan tenaga dulu yaa, biar senyum tetap bisa oke.. :D