Senin, 16 Juli 2012

Potongan Muka? @_@

Muka seseorang memang menggambarkan karakter orang tersebut, menggambarkan suku apa dia, bahkan pekerjaan apa yang cocok buat dia. Namun, beberapa orang mengatakan potongan muka saya tidak sesuai dengan perkiraan mereka. Entah kata mereka muka saya tidak sesuai sukulah, umurlah, bahkan universitas tempat saya menuntut ilmu (?). Ini muka sayanya yang emang bermasalah atau merekanya yang sok tahu tentang saya tapi salah. @_@

Beberapa potongan kejadian yang terkait dengan potongan muka saya ini yang dianggap berbeda dengan perkiraan orang lain (dan sekedar info aja nih, belum ada kayaknya orang yang nebaknya benar tentang saya dengan hanya melihat muka saya, alamaak!):

Terkait universitas:
Temannya teman saya (M): Kamu anak ITB juga? Jurusan mana?
Saya (S): Hah? Bukaan, saya anak Unpad.
M      : Lho, tapi muka kamu? (dengan ekspresi nggak percaya)
S        : Kenapa dengan muka saya? (jadi bingung apa hubungannya pembicaraan ini dengan muka saya)
M      : Potongan muka kamu kayak anak ITB. Beneran lho, makanya saya mengira kamu anak sini.
S       : Hahahha, bisanya. Sayang sekali salah ya, saya anak Unpad ternyata.
(Padahal waktu itu saya sedang bersama dengan teman-teman saya yang anak Unpad dan sengaja datang ke acara teman saya (temannya M) yang anak ITB)

Terkait jurusan:
Senior 1   : (menjelaskan salah satu teori tentang perekonomian). Jadi gitu Besse.
Saya         : Owh gitu, tapi masih kurang ngerti sih Kang sebenarnya.
Senior 2  : Santai aja Besse, kamu nggak wajib ini tahu.
Senior 1   : Lho, kok gitu? Anak IESP kan wajib tahu tuh teori.
Senior 2   : Lha Besse kan Akun (Akuntansi maksudnya), bukan IESP.
Senior 1   : Masa sih? Beneran Bes?
Saya         : Hehehe, iyaa Kang. Saya kan Akun. Bukannya Akang teh udah tahu ya jurusan saya?
Senior 1   : Owh Akun toh, saya kira IESP lho. Jadi selama ini saya salah dong.
Saya         : Lha, ko' bisa sih Kang?
Senior 1   : Abisnyaa, muka kamu itu potongan IESP banget.
Saya         : Emang beda ya Kang?
Senior 1   : Ya iyalah.
Senior 2   : Emang beda Bes.
Saya         : @_@
(Itu kejadian saat saya kuliah tingkat 2. Saat saya sudah tingkat 3, saya baru menyadari potongan mukanya memang berbeda antar jurusan ternyata, saya bisa nebak maba-maba dari jurusan mana, asal masih lingkup FE, waduuhh)

Terkait suku (Ini nih yang paling sering):
Ada beberapa potongan kejadian, tapi saya ceritain yang paling saya ingat aja.
Kejadian 1, dengan teman-teman Kemass (Keluarga Mahasiswa Sulawesi Selatan) di Bandung:
Teman 1   : Asli manaki' K'?
Saya          : Sengkang De'
Teman 2  : Kita' memang asli sana atau bagaimana?
Saya          : Maksudnya? Saya memang asli sana, mama-papa saya lahir di sana, besar di sana
Teman 2  : Ada keturunan Sunda ta' kah?
Saya          : Nda' ada, saya ini Bugis asli.
Teman 2  : Benar nda' ada sama sekali? Nenekta' misalnya? Atau kakek? Atau nenek-nenekta' yang dulu?
Saya         : Nda' ada. Kenapakah?
Teman 2  :Sama sekali?
Saya          : Iyaa, sama sekali. Saya Bugis tanpa campuran. (kayak apa aja). Kenapakah?
Teman 2  : Sunda sekali muka'ta'
Saya          :  Hah? Kenapa bisa?
Teman 3  : Iya Besse, Sunda sekali muka'mu.
Teman 2  : Saya panggil meki' pale, Gadis berwajah Sunda.
Saya         : Apa-apaan itu (@_@)
(Duuhhh segitunya yaaa.. Ampun dah..)
Kejadian 2, di tempat KKNM, di daerah Sumedang-Garut:
Warga 1        : Pada asli mana ini teh?
Teman saya : Beda-beda Bu.
Warga 1        : Neng asli mana?
Teman saya : Saya asli Bandung, Antapani Bu.
Warga 2       : Kalau neng ini? (nunjuk ke teman saya, akhirnya satu-satu ngenalin diri, hingga ke saya. Sayapun memperkenalkan diri)
Warga 2       : Owh Neng teh bukan Sunda? (ke saya)
Saya              : Hehehe, bukan Bu.
Warga          : Saya kirain neng Sunda. Soalnya nada bicara sama mukanya kayak Sunda.
(waduuhh, orang Sunda juga ngira saya orang Sunda.. )
Kejadian 3, masa SMP, masih di Sul-Sel:
Teman saya : Jadinya Esse mau SMA di mana?
Saya              : Di Bandung bali (artinya: kawan)
Guru saya    : Iyaa, Besse di Bandung saja, apalagi muka Besse sudah Sunda sekali.
Saya              : Iyakah Bu? Kata mama saya, Bugis sekaliji muka'ku. (bingung)

Terkait umur:
Kalau yang ini kata beberapa teman dan junior saya, saya tuh baby face. Jadi dikira lebih mudah dari usia yang sebenarnya, apalagi ditunjang dengan postur tubuh yang agak kecil, jadilah tambah dikira lebih mudah dari usia yang sebenarnya.

Bagaimana menurut Anda? Apakah muka saya yang emang 'beda' dari sangkaan orang atau orang lainyang so' tahu??? :D

Sebenarnya banyak kejadian-kejadian lagi yang lain terkait potongan muka dan tebakan orang lain, tapi cukup sekian aja kali yaa. Next, saya sambung dengan 'problema' nama saya yang selalu dikira nama cowok.

Minggu, 11 Maret 2012

Sebuah Pembelajaran :)

Hari ini pas ngebuka milis buginese, saya menemukan suatu tulisan yang sangat menarik. Tulisan ini berisi tentang bagaimana seseorang bisa merasa puas dengan pasangan yang telah diberikan oleh Allah. Namun, setelah membacanya, bagiku ini bukan hanya kepuasan akan pasangan, tapi juga kepuasan terhadap berbagai hal yang kita miliki. Ada pepatah yang mengatakan "Jangan cepat puas dengan hal yang kamu miliki", pepatah ini mungkin secara kasat mata bertolak belakang dengan tulisan ini, tapi saat kita menilik lebih jauh, kita akan menemukan kesamaannya yang mana berupa pesan moral bagaimana kita harus mensyukuri hal-hal yang telah kita miliki.
"Kita harus melihat ke atas agar kita terus termotivasi untuk menjadi lebih baik lagi, bukan berarti kita tidak boleh melihat ke bawah, karena dengan melihat ke bawah kita akan mensyukuri pemberian Allah" -Bersabar, bersyukur, dan berjuang-
Ini dia tulisannya, silahkan dibaca. Semoga bermanfaat. :)


(Sumber: copas dari milis Buginese, diposkan oleh Saudara HM)


Parah... Kebaca ampe abis
Sebuah toko yg menjual istri baru, dibuka dimana pria dpt memilih wanita untuk dijadikan sebagai seorang istri.
Di antara instruksi2 yg ada di pintu masuk, terdpt instruksi yg menunjukkan bgmn aturan main utk masuk toko tsb: "anda hanya dpt mengunjungi toko ini SATU KALI!"
Toko tsb terdiri dr 6 lantai dimn setiap lantai akan menunjukkan kelompok calon istri.
Semkn tinggi lantainya, semkn tinggi pula nilai wanita tsb. Kamu dpt memilih wanita di lantai tertentu / lbh memilih ke lantai berikutnya, tp dgn syarat tdk bs turun lagi ke lantai sblmnya kecuali utk keluar dr toko.
Lalu, seorang pria pun pergi ke " TOKO ISTRI " tsb untuk mencari istri. Di setp lantai terdpt tulisan spt ini:
Lt 1:
"Wanita di lt ini taat pd Tuhan & pandai memasak."
Pria itu tersenyum, kmd dia naik ke lantai selanjutnya.
Lt 2:
"Wanita di lt ini taat pd Tuhan, pandai memasak & lemah lembut."
Kmbali pria itu naik ke lantai selanjutnya.
Lt 3:
"Wanita di lt ini taat pd Tuhan, pandai memasak, lemah lembut & cantik."
''Wow!'', ujar sang pria, tetapi pikirannya msh penasaran & trs naik.
Lalu smpailah pria itu di lt. 4 n terdpt tulisan:
"Wanita di lt ini taat pd Tuhan, pandai memasak, lemah lembut, cantik banget & syg anak."
''Ya ampun!'' Dia berseru, ''Aku hampir tak percaya!''
Dan dia tetap mlanjutkan ke lt 5:
"Wanita di lt ini taat pd Tuhan, pandai memasak, lemah lembut, cantik banget, syg anak & sexy."
Dia tergoda utk berhenti tp kmd dia melangkah ke lt. 6 & terdpt tulisan:
"Anda adalah pengunjung yg ke 4.363.012.000. Tdk ada wanita di lantai ini. Lantai ini hny semata2 pembuktian utk pria yg tdk pernah puas."
Trm ksh tlh berblanja di " TOKO ISTRI ". Mohon hati2 ketika keluar dr sini.
=D =)) =D

Pesan moral ini bkn cm utk pria tp jg wanita: "Tetaplah slalu merasa puas akan pasangan yg sudah Tuhan sediakan. Jgn terus mencari yg terbaik tp jadikanlah yg ada yg terbaik buat anda, karna Tuhan sudah sediakan, itulah pasangan yg terbaik bagi kamu seumur hidupmu.

"Jangan terus mencari yang terbaik tapi jadikanlah yang ada yang terbaik buat anda". Selamat berjuang menjalani kehidupan dunia ini! *Keep fighting! :)

Rabu, 07 Maret 2012

Obat!

(An Nahl: 69)
69. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.

(Al Qashash: 73)
73. Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.

(Al Anbiyaa': 83-84)
83. dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang."
84. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.

(Yunus: 57)
57. Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Minggu, 04 Maret 2012

Sabar, wirausaha, dan syukur?

"Bersabar: Tidak lemah, tidak lesu, dan pantang menyerah."

"Wirausahawan bukan hanya seseorang yang selalu menemukan peluang usaha dalam setiap kondisi melainkan seseorang yang selalu berpikir positif di setiap kondisi."

"Bersyukur tidak hanya dengan ucapan Alhamdulillah, tapi bagaimana kita bisa lebih baik dari sebelumnya."


Anda setuju??? :)

Selasa, 28 Februari 2012

Sabar :)

Sumber gambar: id.wikipedia.org

(11:11)
11. kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. 


(57:20)
20. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.


(57:4)
4. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.


(9.123)
123. Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa. 

Jumat, 24 Februari 2012

Penyegaran dan pelegaan hati :)

Sumber gambar: manuskripkesunyian.wordpress.com

Al-Insyirah (Bukankah Kami telah Melapangkan)
(94: 1-8)
Yang artinya:
1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
3. yang memberatkan punggungmu?
4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,
5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.


Al Waaqi'ah (Hari Kiamat)
(56: 1-27)
Yang artinya:
1. Apabila terjadi hari kiamat,
2. tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya.
3. (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain),
4. apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya,
5. dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya,
6. maka jadilah ia debu yang beterbangan,
7. dan kamu menjadi tiga golongan.
 8. Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu.
9. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu.
10. Dan orang-orang yang beriman paling dahulu,
11. Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah.
12. Berada dalam jannah kenikmatan.
13. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,
14. dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian
15. Mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata,
16. seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan.
17. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda,
18. dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir,
19. mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,
20. dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih,
21. dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.
22. Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli,
23. laksana mutiara yang tersimpan baik.
24. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.
25. Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa,
26. akan tetapi mereka mendengar ucapan salam.

27. Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu.


SEMANGAT!!!

Selasa, 14 Februari 2012

Tana Ogi' Wanuakku :)

Tana Ogi' Wanuakku

Engkana' ri mabelae ri lipu wanua laeng
deceng mua ro usappa uwelai wanuakku
tana ogi' wanuakku wanua tallesurekku
Indo Ambo malebbiku uwabbokori ulao
pura janci rialeku singkeru riatikku
iyappa urewe mattana ogi uruntu'pi usappae
Indo Ambo malebbiku aja' tapettu rennuang
marellau ripuangnge natepu minasakku

Tana ogi' wanuakku wanua tallesurekku
Indo Ambo malebbiku uwabbokori ulao
pura janci rialeku singkeru riatikku
iyappa urewe mattana ogi uruntu'pi usappae
Indo Ambo malebbiku aja' tapettu rennuang
marellau ripuangnge natepu minasakku

Ini adalah lirik lagu yang berjudul "Tana Ogi Wanuakku", lagu ini sempat dipopulerkan oleh Tenri Ukke (salah satu penyanyi lagu Bugis). Lagu ini merupakan salah satu lagu favorit aku sekaligus lagu yang menjadi pengingat diriku untuk apa aku berada di Bandung sekarang. Tahu kenapa? Karena lagu ini menceritakan tentang seseorang yang meninggalkan tanah kelahirannya, yaitu tanah Bugis untuk mengejar cita-citanya. (Aku rasa, akupun demikian, hehehe).
homesick mode: ON

- deceng mua ro usappa uwelai wanuakku - :)

Jumat, 10 Februari 2012

Jika Aku Menjadi ....

Ngeliat judulnya, pasti teman-teman langsung terpikir tentang salah satu acara reality show populer yang ditayangkan salah satu saluran TV swasta. Aku ngapain dengan acara itu? Apakah aku sedang jadi peserta dalam acara tersebut? Atau aku jadi presenter acara tersebut (ngarep!)? Sayangnya tidak, hehehe.. Ini adalah salah satu tugas essay yang harus aku kerjakan pasca KKNM. Kami diminta untuk menuliskan essay sepanjang kurang lebih satu halaman double folio yang menceritakan "jika aku menjadi" salah satu profesi atau apapun itu yang ada di desa selama menjalani KKNM. Nah, inilah tugasku itu:

"Jika Aku Menjadi Ibu Tim Penggerak PKK Desa Cibugel"
Jika aku menjadi salah satu anggota Tim Penggerak PKK di Desa Cibugel, aku akan menjadikan perkumpulan ibu-ibu PKK ini sebagai keorganisasian yang sangat bermanfaat untuk ibu-ibu di Desa Cibugel, baik yang merupakan anggota TP PKK itu sendiri maupun yang bukan anggota. Caranya bagaimana?
Aku ingin kegiatan-kegiatan ibu TP PKK (selain kegiatan utama dalam PKK) juga dapat meningkatkan kesejahteraan warga Desa Cibugel, di mulai dari ibu-ibu TP PKK ini. Maksudnya, beberapa kegiatan ibu-ibu PKK adalah kegiatan yang dapat meningkatkan penghasilan mereka. Misalnya, di Desa Cibugel ini aku menemukan banyak perca kain yang terbuang begitu saja. Perca ini merupakan sisa-sisa kain yang digunakan oleh ibu-ibu dalam membuat pakaian yang mereka butuhkan, misalnya gamis ataupun kebaya. Di lain sisi, aku juga sering melihat ibu-ibu yang hanya bengong atau berbincang-bincang saja di PAUD selama berjam-jam karena menunggu si buah hati yang sedang belajar.
Seandainya aku ibu TP PKK, kedua kondisi ini akan aku manfaatkan dengan baik. Sambil menunggu anak-anak yang sedang belajar, Ibu-ibu dapat sambil menjahit/menyulam/merajut perca-perca tersebut sehingga bisa menghasilkan tas-tas mini yang lucu dan dekoratif ataupun benda-benda lain yang lucu. Warna yang berbeda-beda dan berbagai motif dari tiap-tiap perca dapat dipadukan sesuai dengan keinginan kita. Perca-perca -yang tadinya boleh dikatakan sebagai sampah- ini dapat berubah menjadi suatu karya yang artistik dan unik (sebagaimana yang disukai oleh konsumen saat ini). Aku yakin hasilnya akan mendapatkan sambutan yang hangat dari pasar, setidaknya dari warga Desa Cibugel itu sendiri, khususnya usia remaja dan dewasa.
Selain itu, aku juga ingin mengajarkan kepada yang lain bagaimana membuat keripik jagung pedas (menyaingi keripik singkong pedas) sehingga bisa menjadi nilai tambah untuk penghasilan utama desa ini, yaitu jagung. Kalau ibu-ibu yang lain kebingungan, aku ingin memulainya sehingga bisa menjadi contoh buat mereka. Mula-mula, aku akan memasarkan kepada warga Cibugel itu sendiri. Setelah ibu-ibu yang lain tertarik mengisi waktu luangnya dengan membuat keripik jagung pedas, pemasaran akan diperluas dengan membuka toko makanan khas Cibugel, dengan kripik jagung pedas sebagai jajanan utama, selebihnya bisa berupa jajanan lain dari bahan singkong, jagung, ataupun beras (hasil pangan utama desa ini).
Jika aku menjadi ibu-ibu TP PKK, maka itulah salah satu yang akan aku lakukan. Dengan demikian, ibu-ibu yang ada di desa tersebut tidak mengalami pengangguran dan bisa mengisi waktu luangnya sesuai dengan minat dan bakat mereka. Saya yakin hal ini akan berhasil. Kenapa? Karena yang dibutuhkan di sini adalah orang yang benar-benar memberikan contoh dan kemudian melakukannya bersama.

Saat teman-teman membaca tulisan ini, aku yakin yang terlintas adalah ko' meuni serba jadi uang sih? Yaa, karena aku anak Ekonomi. Tentunya aku ingin mengamalkan apa yang aku pelajari. Jadi, kalau bisa meningkatkan pendapatan mereka tanpa mengeluarkan modal yang tinggi, kenapa tidak?
- Kalau ada yang memulai, maka akan banyak yang mengikuti. Tapi, siapa yang mau memulai?-

Selasa, 07 Februari 2012

"Bukan karena gunung kamu akan jatuh, tapi karena kerikillah"

"Bukan karena gunung kamu akan jatuh, tapi karena kerikillah"

Sebuah kalimat yang cukup menjadi peringatan bagi kita semua. Kita sering terfokus pada hal-hal yang berat sehingga melupakan hal-hal yang lebih mudah. Kita tidak memulai mengerjakan sesuatu yang mudah terlebih dahulu karena telah terfokus pada hal yang besar terlebih dahulu. Akupun menyadari hal itu, bukan karena sesuatu yang besarlah kita akan gagal, tapi karena hal kecillah yang terkadang membawa kita ke dalam lubang kehancuran. Misalnya saja saat mengerjakan ujian. Terkadang kita terlalu terfokus pada materi-materi yang kita anggap sulit sehingga melupakan materi yang sebenarnya sangat mudah. Saat mengerjakan soal, alhasil kita LUPA bagaimana mengerjakan soal yang mudah. Inilah yang kemudian berdampak pada nilai kita dan membuat kita menyesal (kalau g' bisa mengerjakan soal yang susah kan wajar.. ).

Contoh lain, seseorang bisa perlahan-lahan melanggar ajaran agamanya, bukan karena langsung melakukan hal yang besar, melainkan dari hal-hal yang kecil. Misalnya saja, pada agama yang saya anut (bukannya sok gimana gitu), hanya saja orang-orang terkadang tak menyadari bahwa apa yang dia lakukan ternyata telah keluar dari jalur. Mereka memberikan pembenaran atas apa yang mereka lakukan.

Mereka begitu terkejut saat ada seseorang yang tadinya berjilbab terus kemudian tidak lagi, tapi malah ngasih selamat untuk orang yang baru jadian.

Bukankah sebenarnya sama saja? Dua-duanya toh melanggar. Tapi kenapa efek yang ditimbulkan berbeda. Kalau saya boleh menganalogikan, melepas jilbab ini dianggap sebagai hal yang besar sedangkan jadian dianggap sebagai hal yang kecil (sudah lumrah kata orang mah). Seseorang akan langsung memberikan nasihat ini itu kepada sang pelepas jilbab sedangkan kepada yang jadian mereka tidak melakukan apa-apa. Dengan ini sang pelepas jilbab besar kemungkinan akan kembali seperti semula. Lalu, bagaimana dengan yang jadian? Tak tahulah kita apa yang akan terjadi kedepannya. Jadi benarlah kata pepatah ini, bukan gunung yang membuat kita jatuh, melainkan kerikil. Sesuatu yang kecil yang bisa saja luput dari penglihatan kita. So, waspadalah!!! Masih banyak kerikil kehidupan yang harus kita lalui. :)

-keep fighting-

Senin, 06 Februari 2012

Kangen-kangenan. #eh?

Eitsss, jangan salah persepsi dulu. Ini kangen-kangenan sama teman-teman KKN aku. Lagi kangen-kangenan di salah satu jejaring sosial gitu. Mereka yang selama sebulan bersama-sama aku dalam suka dan duka. Saat ada masalah, maka yang lain ikut merasakan. Saat ada yang mendapatkan kesenangan, yang lain pun ikut senang. Meskipun beberapa memiliki pendamping, tapi kami selalu bersama-sama melakukan berbagai hal. Mau yang menyedihkan ataupun yang menyenangkan.
Agak lebay ya? Hmm... begitulah. :D #kami bahkan janjian untuk hadir dipernikahan masing-masing lho.. hohoho..
Meskipun kami berjumlah 17 orang, tapi mungkin kami berlimalah yang paling dekat. Terbukti dengan dokumen-dokumen tak terbantahkan di bawah ini (sekalian bernarsis ria.. hehehe)
Fris, Ismi, Vica, dan Priya,, thanks for the great moment with you. :*

foto 1: di balai desa

foto 2: di teras rumah sebelum penyuluhan

foto 3: di Cisoka

foto 4: di rumah Pak Kuwu

foto 5: membantu persiapan snack Musrembangdes

foto 6: Jajan es rumput laut

foto 7: menunggu makanan disiapkan di rumah makan Ibu Ai

Minggu, 05 Februari 2012

Vanilla Mocha

 Vanilla Mocha. Ya, Vanilla Mocha membawa kehangatan di setiap waktu. Mencairkan suasana yang dingin.

Duuhhh pengen cepet-cepet tidur, tapi malah masih melek ampe sekarang (23:39). Gawat.. gawat.. gawat..
Tiba-tiba pengen Vanilla Mocha hangat. Hmm.. membayangkannya saja sudah gimana gitu.. :)

Va-nil-la mo-cha, ku eja berulang-ulang, membawa kenangan yang telah lama terpendam muncul kembali. Ya, sekitar empat tahun yang lalu, kau memanggilku Vanilla Mocha. Aku suka nama itu, meski aku tahu itu hanya bahan candaan (karena kita sama-sama tahu, pemberian ortu adalah nama yang terbaik). Tapi sekarang? Kau belum tentu mengingatnya. Menyapa saja nampaknya berat bagimu. Persahabatan kita tak sehangat Vanilla Mocha lagi. Hanya karena kemunculan lima huruf itukah? Entahlah bagimu, tapi ya bagiku.

Vanilla Mocha seharusnya jadi kenangan yang indah, kenangan yang hangat. Namun, semua itu berubah sejak empat tahun yang lalu. Saat kau tiba-tiba mengucapkan lima huruf itu.

Vanilla Mocha, Vanilla Mocha telah menjadi pelajaran berharga bagiku. Tak ada yang tak mungkin berubah. Begitupun juga dirimu.

Vanilla Mocha akan selalu menjadi peringatan bagiku. Vanilla Mocha yang tak boleh terteguk lagi.

Bagiku, kau tetap sahabatku, meski kutahu kau tak berpikiran sama.
Sebagai seorang sahabat, aku minta maaf karena tidak dapat meng-iyakan permintaanmu (yang kaupun telah mengetahuinya dari awal). Maaf..

Whoaaa,, jadi ngelantur ke mana-mana.. Nampaknya sudah waktunya saya tidur. Selamat malam semuanya, eh udah masuk pagi deng.. Selamat pagi semuanya. :) *error mode: on

Sabtu, 04 Februari 2012

Alhamdulillah.. :)

Saat rapat FAMA tadi sore, teman-teman aku membicarakan tentang nilai-nilai yang sudah dipublikasikan. Mendengar hal itu, akupun teringat dengan nilai-nilai aku. Apa kabar ya nilai aku? Hanya dua mata kuliah memang, tapi takut nilainya kenapa-kenapa. Susah lagi kalau mesti diulang. Hmm.. udah dipublish belum ya nilainya?

Sesampai di kostan, langsung deh buru-buru online. Cek and recek.. Alhamdulillah nilai kedua mata kuliah tersebut sudah keluar dan alhamdulillah nya lagi, nilai memuaskan. Tak sia-sia mesti bolak-balik Cibugel-Bandung buat ujian.

Tinggal satu mata kuliah nih, SKRIPSI. Semangat!!! :)

Senin, 30 Januari 2012

The last program: Ngaliwet Bareng Warga Cibugel

08.45:
Minggu pagi yang cerah, setelah sibuk sana-sini, siap-siap dengan terburu-buru, akhirnya kami siap berangkat ke Cisoka. Tempat yang katanya asik untuk ngaliwet bareng. Perjalanan dari Cibugel membutuhkan waktu sekitar satu jam dan menurut Pak Kuwu jalanan agak kurang baik alias rusak. Ya Allah semoga perjalanan kami menyenangkan dan bisa selamat pulang dan pergi. Kami kemudian berkumpul di rumah hijau (baca: pondokan anak cowok). Setelah semua orang yang akan ikut berkumpul, kami menuju kendaraan yang akan kami pakai ke sana. Ternyata wahai kawan-kawan, kendaraan yang akan kami pakai adalah TRUK. Wow..

foto 1: truk dan penumpangnya yang narsis :D

09.00:
Kamipun memulai perjalanan. Sebelum berangkat, kami berdoa terlebih dahulu. Perjalanan dimulai dengan senyuman dan penasaran yang sangat tinggi tentang perjalanan ke Cisoka (kata Pak Kuwu nih, sangat menarik). Benar saja kata Pak Kuwu, perjalanan menuju Cisoka mengalahkan ekstrimnya permainan di Du*an. Jalanan yang masih tidak rata, berkelok-kelok, dihiasi jurang menganga, pohon-pohon yang tinggi membingkai jalanan, membawa suasana dingin nan gelap. Perjalanan yang cukup membuat kami heboh dan teriak-teriak. Namun, semua itu terbayar dengan pemandangan alam yang menanti kami. Wow, sungguh indah ciptaan-Nya.
foto 2: kondisi jalanan menuju Cisoka
foto 3: pemandangan alam dalam perjalanan menuju Cisoka

10.05:
Kamipun sampai di tempat tujuan kami, Cisoka. Kami disambut dengan pemandangan yang sangat indah yang tidak kami temukan di tempat lain. Hal ini memicu kami untuk segera mengabadikannya ke dalam memori elektronik kami.
foto 4: kesibukan kami mengabadikan Cisoka

foto 4: (ki-ka): Fris, Vica, Caca (anak Pak Ulis), Ismi, Aku, Rizal (anak Pak Kuwu), Lingga

foto 5: beramai-ramai di Cisoka
Setelah puas mengabadikan keindahan Cisoka, kamipun membantu para warga ngaliwet. Mulai dari pembuatan tungku, menyalakan api, mencuci peralatan memasak, mengolah ayam dan ikan, hingga proses penghidangan. Sungguh menyenangkan bisa ngaliwet bareng dengan warga sambil berbincang-bincang mengenai berbagai hal.
foto 7: Para bapak-bapak yang mempersiapkan konsumsi alias liwetan

foto 8: Aku dan Vica yang sedang membantu menggoreng ayam
12.10:
Kami menyantap hidangan hasil masak-memasak kami bersama para warga. Nasi liwet, ikan bakar, ayam goreng, tahu (tentunya di piring aku tak ada), kerupuk, dan sambalpun menghiasi piring kami. Hmm.. Nikmatnyaaa.. :)
13.15:
Setelah membereskan segala peralatan dan berfoto bersama, kamipun memutuskan untuk pulang. Takut kehujanan di jalan. Kamipun kembali menempuh perjalanan yang sangat menegangkan sekaligus menyenangkan. Terima kasih kepada warga desa Cibugel yang telah mengajak kami ke tempat seindah ini. Terima kasih terkhusus untuk Pak Kuwu sekeluarga, Pak Ulis sekeluarga, Pak Olot Tata, Pak Lebe dan Pak Jana yang telah kami buat repot. Maafkan jika ada kesalahan-kesalahan dari kami.

14.20:
Kami sampai di Cibugel.
Terima kasih Cibugel :*

Kacamata Rp 1.500,00 Ibu Idar

Ngeliat judulnya, pasti ngerasa aneh banget kan?. Tapi inilah kacamata yang aku dan Ismi beli. Harganya Rp 1.500,00. Kami membelinya di Ibu Idar atau biasa kami panggil Ibu Telor (karena ibunya suka menjual nasi dan telor kepada kami). Kacamatanya lucu banget, asik dipakai buat seru-seruan, membuat aku dan Ismi tergoda juga untuk membelinya. Oleh-oleh khas Cibugel kata kami (pembenaran banget ya? hehehe). Ismi membeli warna orange dan aku membeli warna ungu. Sebelumnya, kacamata ini sudah dipopulerkan oleh Lingga. Dia yang ngasih tahu kalau ada kacamata di Ibu Idar yang seharga Rp 1.500,00. Diapun telah membelinya, warna merah.

Minggu, 29 Januari 2012

Senam, Edisi Kedua

Malam Sabtu, Fris dan Priya sudah meminta izin untuk tidak ikut senam keesokan harinya. Mereka takut lemes lagi katanya (kayak minggu sebelumnya). Vica awalnya nampak ogah-ogahan. Akhirnya setelah maksa-maksa, Vica dan Ismi pun bersedia menemani aku untuk ikut senam.

foto 1: sebelum berangkat senam (ki-ka: Vica, aku, Ismi)

Sabtu pagi, aku, Vica, dan Ismi bersiap-siap. Berbeda dengan minggu sebelumnya, kali ini kami langsung memakai sepatu. Kamipun berangkat jam 08.00. Sesampai di sana, ternyata sudah mulai ramai. Meskipun demikian, yang kami kenal hanya beberapa orang saja. Kamipun bersalaman dengan para warga yang hadir sekaligus berkenalan dengan yang belum kenal. Setelah berbincang-bincang, kami pun tahu bahwa yang belum kami kenal itu ternyata kader-kader dari tetangga sebelah alias dari Desa Sukaraja (pantes aja g' kenal).

Tanpa berlama-lama, senam pun di mulai. Senam pertama adalah senam lansia bugar. Ini karena sebagian besar peserta senam hari ini adalah lansia, jadi senam yang memiliki gerakan rumit dikebelakangkan. Senam lansia berjalan dengan lancar dan ramai. Senam berikutnya adalah senam Ria Indonesia Baru atau yang lebih dikenal dengan seribu. Aku, Vica, dan Ismi jadi semangat mengikuti senam ini (kami suka senam ini soalnya). Senam berikutnya adalah senam jaipongan. Suara-suara dari para ibu-ibu terdengar sangat ramai. Beberapa lansia sudah mulai kecape'an. Mereka kemudian beristirahat di pinggir lapangan. Sekarang tinggal ibu-ibu muda yang penuh semangat melakukan senam.

-Salut untuk para lansia, mereka begitu peduli dengan kesehatannya sehingga mau menyempatkan diri untuk berolahraga di pagi yang indah, yang mungkin sebagian yang lain lebih memilih untuk beristirahat di rumah atau mengunjungi ladang dan sawah.

Setelah senam jaipongan, kembali seribu dilakukan berulang kali. Katanya sekalian guru-guru PAUD latihan buat lomba senam. Waaahhh... Meskipun berulang-ulang, aku dan yang lainnya tetap semangat mengikutinya. Bahkan kami ikut menyanyikan lagu yang mengiringi senam tersebut.

foto 2: senam bersama warga Desa Cibugel

foto 3: gerakan pendinginan Senam Ria Indonesia Baru

Setelah merasa agak cape', kamipun pamit pulang. Sepanjang jalan pulang, kami (tepatnya aku dan Vica) terus menyanyikan lagu seribu. Sepenggal lagunya seperti ini:

Pagi ini, pagi yang indah. Mentari terbit di ufuk timur.
Kuberjalan di pinggir kali, kulihat angsa putih menari.
Sawah ladang luas membentang, gunung terjal tinggi menghadang.
Kuberjalan sambil berdendang, kini hatiku menjadi riang.

Pagi ini, pagi yang indah. Mentari terbit di ufuk timur.
Kuberjalan di pinggir pantai, kulihat nyiur indah melambai
Pagi ini, pagi yang indah.
Pagi ini yang indah...
Pagi ini, pagi yang indah.
Pagi yang Indah....

Hari ini adalah hari terakhir kami mengikuti senam, minggu depannya, kami sudah tidak di Cibugel lagi. Sedih juga ternyata. :(

Jumat, 27 Januari 2012

Sesaat Menjadi Aparat Desa Cibugel :)

Hari ini adalah giliran aku dan Roland piket di kantor desa. Kami bergantian untuk piket, yaitu membantu proses administrasi di Desa Cibugel. Aku pun mengajak Ismi untuk piket bersama karena dia tidak memiliki jadwal piket. Ismi dengan senang hati ikut berpartisipasi.
Selama piket ini, kami membantu membuat daftar undangan Musrenbangdes 2012, mem-fotocopy dokumen, mengetik proposal, dan lain-lain. Kami mengerjakan hal tersebut sambil berbincang-bincang denga aparat desa terkait rencana pembangunan desa serta mencicipi konsumsi yang disediakan.
Hmm.. dengan adanya program ini, aku jadi sedikit tahu rasanya menjadi aparat desa. Senang juga ternyata, walaupun sesaat.. hehhehe..

Minggu, 22 Januari 2012

Senam, Edisi Pertama

Sabtu pagi yang indah, aku, Fris, Kica, Vica, dan Priya bersiap-siap untuk ikut senam bersama para kader-kader posyandu, paud, ibu-ibu PKK, dll. Kami telah memakai pakaian untuk senam. Namun, kami memutuskan untuk memakai sandal jepit. Kami pikir, tempat senamnya di dalam ruangan.
"Waktu itu, senamnya di balai desa ko'. Aku liat sendiri", kata Fris
"Iya, palingan kalau pakai sepatu, ntar dibuka lagi"' ujarku menambahkan.

Sebelum berangkat ke tempat senam, kami berkunjung ke rumah Bu Kuwu untuk memastikan waktu pelaksanaannya (g' mau telat lagi, hehehe). Sampai di sana, kami melihat sudah ada beberapa ibu-ibu kader. Mereka semua (termasuk Bu Kuwu) memakai seragam senam lengkap dengan sepatunya.

Kami meninggalkan rumah Bu Kuwu dengan perasaan ragu, kami sebaiknya pakai sepatu atau pakai sandal. Kamipun kemudian tetap PD memakai sandal jepit menuju tempat senam. Kami tiba di balai desa, dan ternyata balai desa sepi. Kami kemudian menanyakan tempat senam pada warga yang melintas. Ternyata oh ternyata, tempat senamnya di halaman kantor kecamatan. Kami tiba di sana, daaan....

dededengdedeng........... semuanya memakai seragam senam lengkap dengan sepatunya.

Waduuhhh, jadi malu deh ini datang dengan sandal jepit. Akhirnya kami menemui Ibu Kuwu terlebih dahulu dan meminta izin untuk mengganti sandal jepit kami menjadi sepatu.

Kami kemudian kembali lagi ke pondokan kami, meskipun terburu waktu, kami masih sempat untuk berfoto-foto ria... hehehe..

foto 1: sesaat setelah menukar sandal jepit dengan sepatu (ki-ka: Vica, Kica, Fris, aku)Setelah itu, kami kemudian berangkat kembali ke kantor kecamatan. Sesampai di sana, acara senam sudah dimulai. Kami langsung bergabung ke barisan. Senam yang pertama adalah Senam Ria Indonesia Baru (Seribu). Senamnya rame dan penuh semangat. Meskipun awalnya kami sempat kebingungan mengikuti gerakannya, tapi lama kelamaan kamipun bisa menyesuaikan diri. Setelah seribu, masih dilanjutkan dengan senam cha-cha. Senam ini cukup membuat kami riweuh (khususnya aku) mengikuti gerakannya. Gerakannya cukup rumit dan cepat. Senam berikutnya adalah senam lansia bugar. Hahahaha.. senam lansiapun kami jabanin. Sementara aku masih semangat mengikuti senam, ternyata teman-temanku sudah pada kecapean. Mereka telah duduk-duduk beristirahat di pinggir lapangan. Melihat hal itu, aku tetap melanjutkan senam bersama warga. Senamnya seru sih.. hehehe.. Senam terakhir yang dilakukan adalah senam jaipongan. Gerakannya kayak tari jaipong gitu. Kocak deh.

foto 2: Narsis ria, sambil menunggu ibu-ibu kader mengganti musik untuk senam berikutnya (ki-ka: aku, Fris, Priya, Kica)
Setelah senam berakhir, kamipun pamit pulang. Kami akan ikut senam lagi di minggu berikutnya, Sabtu depan. :)

-Tubuh sehat dan segar, pikiran pun oke- (Bs. Sangiang)

Sabtu, 21 Januari 2012

Pengajian bersama :)

Salah satu program yang kami rencanakan lagi adalah mengikuti pengajian bersama warga desa Cibugel. Kegiatan pengajian yang kami ikuti oleh warga disebut “Al Hidayah Desa”. Berdasarkan informasi dari Bu Kuwu, Bu Puji Astuti, kami mengetahui bahwa terdapat acara yang serupa di tingkat kecamatan yang oleh warga disebut “Al Hidayah Kecamatan”. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan dan menambah wawasan tentang keagamaan.
Di pagi yang cerah, tepatnya hari Jumat, 20 Januari 2012, aku, Fris, dan Kica bersiap-siap untuk mengikuti pengajian. Saat jarum jam telah menunjukkan pukul 08.00 WIB, aku dan Fris siap berangkat. Namun, Kica ternyata belum siap. Kamipun berangkat duluan. Kami mengira pelaksanaan Al Hidayah Desa itu di mesjid Asy Syuhada, tapi ternyata salah besar. Saat kami ke sana, mesjid kosong. Tidak ada siapa-siapa. Aku dan Frispun memberanikan diri untuk bertanya kepada warga tentang tempat pelaksanaan Al Hidayah Desa. Ternyata oh ternyata, tempatnya di dekat pondokan kami, yang baru saja kami lewati, di Pondok Pesantren Tarbiyatul Huda.

Kamipun datang setelah acara dimulai alias terlambat. Saat kami datang ke acara ini, kami mengalami sedikit kecanggungan dan kesulitan. Hal ini karena ternyata seluruh peserta yang hadir adalah ibu-ibu. Kami tidak menemukan satupun perempuan yang seusia dengan kami. Di lain sisi, kami yang datang ke acara ini memiliki tingkat pemahaman akan bahasa Sunda yang minim sehingga kami tidak dapat mengetahui isi acara secara menyeluruh.
Pelaksana kegiatan ini bergantian dari satu dusun ke dusun yang lain yang ada di desa Cibugel. Pada kesempatan tersebut yang menjadi pelaksana kegiatan Alhidayah Desa adalah ibu-ibu warga dusun Cibugel. Pelaksana kegiatan bertugas menjadi MC, yang memimpin pengajian, mengatur rundown acara dan penyiapan segala sesuatu yang dibutuhkan selama acara berlangsung.
Pada saat kami mengikuti acara ini, tema yang diangkat adalah tentang amal dan perilaku manusia serta balasannya di akhirat. Dari mulai ayat suci yang dibacakan hingga pada acara utama yaitu mendengarkan ceramah dari seorang uztads bertumpu pada tema tersebut. Acara ini berlangsung interaktif karena ibu-ibu berani bertanya tentang hal-hal yang masih membingungkan untuk mereka ataupun yang belum dimengerti. Setelah semua rangkaian acara telah dilaksanakan, acara pun diakhiri dengan doa dan saling salam dengan peserta Al Hidayah Desa yang lain.
Setelah mengikuti acara ini, kami dapat menambah wawasan tentang keagamaan dan menjadi mengenal lebih banyak lagi warga desa Cibugel serta semakin dekat dengan warga yang sebelumnya telah kami kenal. Kami merasa senang dapat berpartisipasi dalam acara ini. Hal ini karena penerimaan dari warga yang ramah terhadap keterlibatan kami.

Bagaimana dengan Kica? ternyata Kica datang di tengah-tengah acara. Dia bergabung dengan warga yang ada di barisan belakang. :)


foto 1: Pengajian warga desa Cibugel

foto 2: Pengajian warga desa Cibugel

Jumat, 20 Januari 2012

Mengajar di SDN Cijaha - 3rd Day (the last day)

Hari ini adalah hari terakhir kami mengajar di SDN Cijaha. Sama seperti hari-hari sebelumnya, aku dan Priya akan mengajar Matematika LAGI. Namun, hari ini kami akan mengajar di kelas IV. Senang dan deg-degan kembali datang. Bagaimana tidak? Kami akan mengajar kelas baru lagi. Hmm..

Setelah berbincang-bincang sebentar dengan wali kelas IV, ibu Yani, kami dan beliau bergegas menuju kelas IV (maklum, kami mengajar jam pertama). Bu Yani kemudian memperkenalkan kami kepada murid-muridnya. Kata Bu Yani, mereka sangat senang dapat diajar dengan kami. Waaahhh... pertanda baik nih.. :)

Karena Bu Yani sudah memperkenalkan kami, kamipun langsung saja meminta mereka memperkenalkan diri satu persatu. Setelah perkenalan, kami langsung memulai materi, yaitu tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan. Kondisi belajar mengajar cukup ramai. Untung ada Priya, jadi bisa membantu aku membuat kelas lebih tenang. Aku dan Priya bekerjasama dengan baik. Ada beberapa anak yang cukup aktif, khususnya anak cowok. Tak peduli jawaban mereka benar atau salah. Anak-anak cewek cenderung lebih diam, meskipun saat melihat anak cowok berapi-api, merekapun ikut terusik dan mulai mengacung-acungkan tangan saat ada pertanyaan yang dilontarkan. Beberapa anak yang tergolong aktif, antara lain Dani (ini nih yang paling aktif), Agung, Pia, Tanti (ada 2 orang, dua-duanya aktif). Kemampuan di kelas ini cukup berimbang antara cowok dan cewak. Pelajaran berlangsung dengan lancar. Tak terasa waktu untuk pelajaran Matematikapun telah habis. Kami kemudian mohon diri dan mengucapkan terima kasih kepada Bu Yani yang telah memberikan kami kesempatan dan kepercayaan mengajar murid-muridnya.
foto 1: suasana belajar mengajar di kelas IV
foto 2: Dani yang sedang dites hafalan perkalian

Hari ini juga merupakan hari terakhir kami mengajar di SDN Cijaha. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dedih (selaku Kepala Sekolah SDN Cijaha yang telah mengizinkan dan mempercayai kami untuk mengajar anak didiknya), Ibu Wawat (wali kelas VI), Ibu Nur (wali kelas V), Ibu Yani (wali kelas IV), Pak Agus, dan guru-guru yang lain, serta murid-murid SDN Cijaha yang telah memberikan kenangan indah kepada kami.
Teruslah berjuang untuk mencapai cita-cita kalian, jangan pernah berhenti karena hambatan yang kalian buat sendiri. -Bs. Sangiang
Akhir kata, terima kasih SDN Cijaha. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan dari kami. :)
foto 3: kehebohan anak kelas V
foto 4: keceriaan anak kelas III

foto 5: rock and roll di SDN Cijaha. :D

Kamis, 19 Januari 2012

"Chiau"

Nama pemberian dari orang tua adalah doa mereka terhadap anak-anaknya. Mereka memberikan nama kepada anaknya sesuai dengan harapan mereka. Misalnya, anaknya diberi nama Nurhayati, harapannya anak tersebut bisa menjadi cahaya kehidupan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Nah, uniknya anak-anak kadang suka mengganti-ganti namanya. Katanya biar lebih gaul dan terdengar keren.
Salah satu contohnya, yang aku temui hari ini. Saat mengabsen salah seorang anak yang bernama Agung XXX, akupun menanyakan nama panggilannya. Sebelum dia menjawab, teman-temannya telah bersorak-sorak menyebutkan nama panggilan anak tersebut. Aku yang tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang mereka katakan karena saking ributnya dan takut aku salah mendengar (soalnya nama yang aku dengar sangat unik) meminta mereka untuk tenang. Aku meminta supaya yang menjawab adalah Agung sendiri.

Saya: "Agung, nama panggilan kamu apa?"
Agung: "...." (agak ragu)
Saya: "Nama panggilannya Agung? Atau ada yang lain?"
Agung: "Chiau" (jawabnya singkat)
Saya: "Apa? Nama panggilan kamu tadi apa?"
Agung: "Chiau" (dengan volume lebih keras, takut kayaknya aku belum mendengar dengan jelas)
Saya: "Chiau?"
Agung dan yang lainnya: "iya K'". (ribut)
Saya: "Kenapa gitu panggilannya Chiau? Jauh banget dari nama asli".
Agung dan yang lainnya: "biar keren K'".

Hmm.. okey.. okey.. Aku mengerti sekarang, mengapa nama sebagus Agung tiba-tiba berganti menjadi Chiau. Lucu sih memang, tapi nampaknya nama tersebut akan melekat untuk dirinya sampai dewasa. Lalu bagaimana dengan nama pemberian orang tuanya? Bagaimanapun juga, nama pemberian orang tua, sebagaimanapun anehnya didengar, tetaplah nama yang terbaik buat kita. Jangan pernah minder dengan nama sendiri. Berbanggalah dengan nama Anda, jadikan hal tersebut motivasi untuk sukses. Keep fighting. :)

Nama adalah doa orangtua kepada anaknya. Jadi, jangan pernah meremehkan sebuah nama. -Bs. Sangiang

Mengajar di SDN Cijaha - 2nd Day

Setelah mendapat respon yang sangat baik kemarin, hari ini aku, Priya, dan Kica dengan penuh semangat menuju SDN Cijaha. Kami akan kembali mengajar Matematika. Hari ini kami akan mengajar dua kelas, yaitu kelas VI dan kelas V.
Saat jarum jam menunjukkan pukul 07.30 WIB, kami tiba di ruang guru. Kami kemudian berbincang-bincang sejenak dengan guru-guru yang masih berada di sana. Kami belum menuju ke kelas karena kami baru mengajar di kelas VI pada pukul 08.30 WIB. Kami kemudian membantu salah satu guru mengisi nilai-nilai siswanya. Kebetulan nilai yang dimasukkan adalah nilai anak kelas VI. Dari sini aku dan Priya memperhatikan nama anak-anak yang agak bermasalah dengan Matematika. Kami berdua memutuskan untuk memberikan perhatian lebih kepada anak-anak tersebut. Hal ini juga kami sampaikan kepada Kica.
foto 1: tersenyum penuh semangat sebelum mengajar
Tak terasa waktu untuk memulai pelajaran pun telah tiba. Kami bergegas menuju ruang kelas VI. Kami disambut baik oleh mereka. Langsung saja kami me-review materi yang telah kami berikan kemarin. Kami memberikan beberapa soal latihan. Sesuai dengan rencana kami, kami memeriksa satu persatu jawaban dari setiap anak. Mengecek siapa yang telah mengerti dengan baik dan siapa yang belum, khususnya nama-nama yang memang telah kami tandai. Kami kemudian menemukan beberapa anak yang menghadapi masalah. Ada beberapa hal yang belum dia mengerti, tapi tidak berani ia tanyakan. Kami pun membagi diri, ada yang menjelaskan secara general dan ada yang langsung pada murid yang menghadapi masalah. Akhirnya, saat kami memberikan soal latihan lagi di akhir jam pelajaran, mereka semua mampu menjawab dengan baik. Semoga mereka benar-benar memahami materi yang diberikan sehingga saat ujian nasional mereka mampu menghadapinya dengan baik, khususnya soal yang terkait dengan materi yang kami berikan, penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa dengan pecahan campuran.
Ting.. ting.. ting.. bel berdentang tanda istirahat. Saatnya kami mengakhiri materi kami. Kamipun berpamitan dengan anak kelas VI.
foto 2: murid-murid kelas VI yang sedang belajar Matematika :)
Ting.. ting.. ting.. bel kembali berdenting. Tanda waktu istirahat telah selesai. Saatnya kami kembali mengajar. Kali ini aku mengajar bersama dengan Priya saja. Kica membantu Dezan dan Vica mengajar PPKn di kelas VI.
Aku dan Priya menuju kelas V. Kami sangat penasaran dengan karakter anak-anak kelas V, apakah mirip dengan kelas VI atau tidak.
Seperti biasa, kami memulai pelajaran dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu dan meminta mereka memperkenalkan diri juga. Murid-murid kelas V ternyata sangat aktif dan bersemangat. Hmm... pertanda baik. :)
Kami kemudian memulai pelajaran Matematika (Matematika lagi??? Ya, Matematika lagi. Karena aku hanya mau mengajar mata pelajaran tersebut. Yang lain? No, thanks). Hari ini kami memberikan materi tentang mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal. Tak jauh berbeda dengan kelas VI, mereka anak-anak yang cerdas. Namun, di kelas ini yang lebih menonjol nampaknya anak-anak putri. Diantaranya ada Teguh, Nisa, Laras, Pina, dan Ani. Kami kemudian mengakhiri materi dengan memberikan mereka tugas. Semoga dengan tugas ini, mendorong mereka untuk belajar kembali di rumah, khususnya anak-anak putra. :)
foto 3: suasana belajar mengajar di kelas V

foto 4: murid-murid kelas V yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar

Rabu, 18 Januari 2012

Mengajar Di SDN Cijaha - 1st Day

Salah satu program kerja kami adalah membantu proses belajar mengajar di sekolah. Kami kemudian memilih untuk mengajar di SDN Cijaha, salah satu sekolah dasar yang berada di Desa Cibugel. Aku memilih untuk mengajar Matematika (karena aku suka mata pelajaran ini). Whuaaaa... tak sabar rasanya untuk memulai mengajar.

Hari yang ditunggu pun tiba, aku mengajar Matematika bersama Priya dan Kica. Kelas pertama yang kami ajar adalah Kelas VI. Jam menunjukkan pukul 09.30 WIB, itu artinya saatnya kami memasuki kelas untuk memulai pelajaran Matematika.
Pelajaran kami mulai dengan perkenalan dari kami yang kemudian perkenalan dari murid-murid kelas VI. Mereka memperkenalkan diri dengan suara lantang, menyebutkan nama dan tempat tinggal mereka. Suatu permulaan yang baik. :) Sambil berkenalan, kami menanyakan apakah mereka suka pelajaran Matematika. Ternyata hasilnya sebagian besar tidak menyukai Matematika karena katanya ribet dan bikin pusing. Hmm.. awal yang buruk. :(

Kami kemudian memulai pelajaran dengan me-review terlebih dahulu materi yang telah mereka pelajari sebelumnya. Hari ini targetnya adalah mengajarkan cara menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan campuran. Pertama-tama kami mengajarkan tentang penjumlahan pecahan biasa dengan penyebut sama, lalu penjumlahan pecahan biasa dengan penyebut tidak sama, dan kemudian penjumlahan pecahan biasa dan pecahan campuran. Meski mereka kurang menyukai Matematika, tapi kelas berjalan dengan lancar. Mereka cukup aktif dan bertanya saat ada yang tidak dimengerti sehingga kami menjadi lebih mengajarkan materi kepada mereka. Beberapa anak yang cukup aktif adalah Acep (dia ini yang paling suka Matematika), Yogi, Linda (sang ketua kelas), dan Putri. Mereka-mereka sering menjawab lebih cepat dibanding yang lain, bukan berarti yang lain kurang pintar melainkan masih kurang berani aja menyampaikan jawaban mereka. Karena mereka semua adalah anak-anak yang cerdas. Senangnya mengajar anak-anak seperti mereka. :)
foto 1: Kami memeriksa jawaban dari soal latihan yang kami berikan

foto 2: mengecek proses pengerjaan soal latihan yang mereka lakukan