Malam Sabtu, Fris dan Priya sudah meminta izin untuk tidak ikut senam keesokan harinya. Mereka takut lemes lagi katanya (kayak minggu sebelumnya). Vica awalnya nampak ogah-ogahan. Akhirnya setelah maksa-maksa, Vica dan Ismi pun bersedia menemani aku untuk ikut senam.
foto 1: sebelum berangkat senam (ki-ka: Vica, aku, Ismi)
foto 1: sebelum berangkat senam (ki-ka: Vica, aku, Ismi)
Sabtu pagi, aku, Vica, dan Ismi bersiap-siap. Berbeda dengan minggu sebelumnya, kali ini kami langsung memakai sepatu. Kamipun berangkat jam 08.00. Sesampai di sana, ternyata sudah mulai ramai. Meskipun demikian, yang kami kenal hanya beberapa orang saja. Kamipun bersalaman dengan para warga yang hadir sekaligus berkenalan dengan yang belum kenal. Setelah berbincang-bincang, kami pun tahu bahwa yang belum kami kenal itu ternyata kader-kader dari tetangga sebelah alias dari Desa Sukaraja (pantes aja g' kenal).
Tanpa berlama-lama, senam pun di mulai. Senam pertama adalah senam lansia bugar. Ini karena sebagian besar peserta senam hari ini adalah lansia, jadi senam yang memiliki gerakan rumit dikebelakangkan. Senam lansia berjalan dengan lancar dan ramai. Senam berikutnya adalah senam Ria Indonesia Baru atau yang lebih dikenal dengan seribu. Aku, Vica, dan Ismi jadi semangat mengikuti senam ini (kami suka senam ini soalnya). Senam berikutnya adalah senam jaipongan. Suara-suara dari para ibu-ibu terdengar sangat ramai. Beberapa lansia sudah mulai kecape'an. Mereka kemudian beristirahat di pinggir lapangan. Sekarang tinggal ibu-ibu muda yang penuh semangat melakukan senam.
-Salut untuk para lansia, mereka begitu peduli dengan kesehatannya sehingga mau menyempatkan diri untuk berolahraga di pagi yang indah, yang mungkin sebagian yang lain lebih memilih untuk beristirahat di rumah atau mengunjungi ladang dan sawah.
Setelah senam jaipongan, kembali seribu dilakukan berulang kali. Katanya sekalian guru-guru PAUD latihan buat lomba senam. Waaahhh... Meskipun berulang-ulang, aku dan yang lainnya tetap semangat mengikutinya. Bahkan kami ikut menyanyikan lagu yang mengiringi senam tersebut.
foto 2: senam bersama warga Desa Cibugel
foto 3: gerakan pendinginan Senam Ria Indonesia Baru
Setelah merasa agak cape', kamipun pamit pulang. Sepanjang jalan pulang, kami (tepatnya aku dan Vica) terus menyanyikan lagu seribu. Sepenggal lagunya seperti ini:
foto 2: senam bersama warga Desa Cibugel
foto 3: gerakan pendinginan Senam Ria Indonesia Baru
Setelah merasa agak cape', kamipun pamit pulang. Sepanjang jalan pulang, kami (tepatnya aku dan Vica) terus menyanyikan lagu seribu. Sepenggal lagunya seperti ini:
Pagi ini, pagi yang indah. Mentari terbit di ufuk timur.
Kuberjalan di pinggir kali, kulihat angsa putih menari.
Sawah ladang luas membentang, gunung terjal tinggi menghadang.
Kuberjalan sambil berdendang, kini hatiku menjadi riang.
Pagi ini, pagi yang indah. Mentari terbit di ufuk timur.
Kuberjalan di pinggir pantai, kulihat nyiur indah melambai
Sawah ladang luas membentang, gunung terjal tinggi menghadang.
Kuberjalan sambil berdendang, kini hatiku menjadi riang.
Pagi ini, pagi yang indah. Mentari terbit di ufuk timur.
Kuberjalan di pinggir pantai, kulihat nyiur indah melambai
Pagi ini, pagi yang indah.
Pagi ini yang indah...
Pagi ini, pagi yang indah.
Pagi yang Indah....
Pagi ini yang indah...
Pagi ini, pagi yang indah.
Pagi yang Indah....
Hari ini adalah hari terakhir kami mengikuti senam, minggu depannya, kami sudah tidak di Cibugel lagi. Sedih juga ternyata. :(
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussemangat....
BalasHapusMakasih.. :)
Hapus