Tak afdal rasanya jika tinggal di desa tapi tidak pernah jalan-jalan ke sawah. Hari ini pun aku mengutarakan niat untuk jalan-jalan ke sawah kepada Ibu Kuwu. Ibu Kuwu menyambut baik usulan ini. Rencananya kami akan ke sawah pada hari Minggu pagi.
Aku kemudian memberi tahu teman-teman tentang hal ini. Tadinya anak cowok ogah-ogahan. Namun, pada hari H mereka semua pun ikutan. Cewek yang ikut hanya aku dan Fris. Priya sedang tidak enak badan, Jessica masih tertidur, Vica dan Lingga sedang di Bandung.
Kamipun (aku, Fris, dan Anggie) memulai perjalanan bersama Bu Kuwu. Anak-anak cowok yang lain akan menyusul bersama Pak Kuwu. Dalam perjalanan, kami melewati rumah-rumah penduduk, saluran air, sawah-sawah penduduk yang lain, dan lain-lain. Ibu Kuwu sempat khawatir dengan kami, beliau takut kami terjatuh saat melewati tanah yang licin, apalagi katanya perjalanan yang akan ditempuh lumayan jauh. Namun, (mungkin karena sambil ngobrol) perjalanan yang jauh tersebutpun tak terasa. Kami telah tiba di "padepokan" milik Bu Kuwu. Di sekelilingnya menghampar sawah yang begitu indah. Kami sungguh menikmatinya.
foto 1: persawahan di Desa Cibugel
foto 2: pemandangan sekitar rumah warga
Kami kemudian menyapa ibu-ibu yang sedang membersihkan sawahnya. Mereka beramai-ramai dan bekerja dengan tekun. Pengen rasanya ikut bergabung, tapi nampaknya tidak akan mendapat izin dari Bu Kuwu. Kami kemudian berfoto-foto sejenak untuk mengabadikan keindahan sawah Cibugel.
Anak-anak cowok dan Pak Kuwu pun datang. Anak-anak cowok membantu Pak Kuwu membersihkan areal sekitar padepokan, aku dan Fris membantu Ibu Kuwu untuk menyiapkan api+tungkunya untuk digunakan ngaliwet. Kami lalu memasak air, yang kemudian dilanjutkan dengan memasak nasi. Sambil menunggu nasi matang, aku membuat sambal ulekan. Pengalaman yang pertama nih bikin ulekan di sawah. :) Tak lupa untuk menggoreng ikan asin dan telor dadar.
foto 3: membantu menyalakan api
Setelah semua siap, kami lalu makan bersama. Berpiringkan daun, dengan nasi hangat ditambah dengan telur dadar, ikan asin, serta sambal. Tak lupa teh tawar hangat. Hmm... nikmaaatttt..
foto 4: Pak Kuwu dan istri yang sedang makan
Selesai makan, kamipun merapikan kembali peralatan-peralatan yang telah kami gunakan dan kembali mengabadikan keindahan persawahan Cibugel. Tak terasa matahari sudah hampir di atas kepala, kamipun bergegas pulang. Perjalanan yang menyenangkan. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar