Senin, 30 Januari 2012

The last program: Ngaliwet Bareng Warga Cibugel

08.45:
Minggu pagi yang cerah, setelah sibuk sana-sini, siap-siap dengan terburu-buru, akhirnya kami siap berangkat ke Cisoka. Tempat yang katanya asik untuk ngaliwet bareng. Perjalanan dari Cibugel membutuhkan waktu sekitar satu jam dan menurut Pak Kuwu jalanan agak kurang baik alias rusak. Ya Allah semoga perjalanan kami menyenangkan dan bisa selamat pulang dan pergi. Kami kemudian berkumpul di rumah hijau (baca: pondokan anak cowok). Setelah semua orang yang akan ikut berkumpul, kami menuju kendaraan yang akan kami pakai ke sana. Ternyata wahai kawan-kawan, kendaraan yang akan kami pakai adalah TRUK. Wow..

foto 1: truk dan penumpangnya yang narsis :D

09.00:
Kamipun memulai perjalanan. Sebelum berangkat, kami berdoa terlebih dahulu. Perjalanan dimulai dengan senyuman dan penasaran yang sangat tinggi tentang perjalanan ke Cisoka (kata Pak Kuwu nih, sangat menarik). Benar saja kata Pak Kuwu, perjalanan menuju Cisoka mengalahkan ekstrimnya permainan di Du*an. Jalanan yang masih tidak rata, berkelok-kelok, dihiasi jurang menganga, pohon-pohon yang tinggi membingkai jalanan, membawa suasana dingin nan gelap. Perjalanan yang cukup membuat kami heboh dan teriak-teriak. Namun, semua itu terbayar dengan pemandangan alam yang menanti kami. Wow, sungguh indah ciptaan-Nya.
foto 2: kondisi jalanan menuju Cisoka
foto 3: pemandangan alam dalam perjalanan menuju Cisoka

10.05:
Kamipun sampai di tempat tujuan kami, Cisoka. Kami disambut dengan pemandangan yang sangat indah yang tidak kami temukan di tempat lain. Hal ini memicu kami untuk segera mengabadikannya ke dalam memori elektronik kami.
foto 4: kesibukan kami mengabadikan Cisoka

foto 4: (ki-ka): Fris, Vica, Caca (anak Pak Ulis), Ismi, Aku, Rizal (anak Pak Kuwu), Lingga

foto 5: beramai-ramai di Cisoka
Setelah puas mengabadikan keindahan Cisoka, kamipun membantu para warga ngaliwet. Mulai dari pembuatan tungku, menyalakan api, mencuci peralatan memasak, mengolah ayam dan ikan, hingga proses penghidangan. Sungguh menyenangkan bisa ngaliwet bareng dengan warga sambil berbincang-bincang mengenai berbagai hal.
foto 7: Para bapak-bapak yang mempersiapkan konsumsi alias liwetan

foto 8: Aku dan Vica yang sedang membantu menggoreng ayam
12.10:
Kami menyantap hidangan hasil masak-memasak kami bersama para warga. Nasi liwet, ikan bakar, ayam goreng, tahu (tentunya di piring aku tak ada), kerupuk, dan sambalpun menghiasi piring kami. Hmm.. Nikmatnyaaa.. :)
13.15:
Setelah membereskan segala peralatan dan berfoto bersama, kamipun memutuskan untuk pulang. Takut kehujanan di jalan. Kamipun kembali menempuh perjalanan yang sangat menegangkan sekaligus menyenangkan. Terima kasih kepada warga desa Cibugel yang telah mengajak kami ke tempat seindah ini. Terima kasih terkhusus untuk Pak Kuwu sekeluarga, Pak Ulis sekeluarga, Pak Olot Tata, Pak Lebe dan Pak Jana yang telah kami buat repot. Maafkan jika ada kesalahan-kesalahan dari kami.

14.20:
Kami sampai di Cibugel.
Terima kasih Cibugel :*

Kacamata Rp 1.500,00 Ibu Idar

Ngeliat judulnya, pasti ngerasa aneh banget kan?. Tapi inilah kacamata yang aku dan Ismi beli. Harganya Rp 1.500,00. Kami membelinya di Ibu Idar atau biasa kami panggil Ibu Telor (karena ibunya suka menjual nasi dan telor kepada kami). Kacamatanya lucu banget, asik dipakai buat seru-seruan, membuat aku dan Ismi tergoda juga untuk membelinya. Oleh-oleh khas Cibugel kata kami (pembenaran banget ya? hehehe). Ismi membeli warna orange dan aku membeli warna ungu. Sebelumnya, kacamata ini sudah dipopulerkan oleh Lingga. Dia yang ngasih tahu kalau ada kacamata di Ibu Idar yang seharga Rp 1.500,00. Diapun telah membelinya, warna merah.

Minggu, 29 Januari 2012

Senam, Edisi Kedua

Malam Sabtu, Fris dan Priya sudah meminta izin untuk tidak ikut senam keesokan harinya. Mereka takut lemes lagi katanya (kayak minggu sebelumnya). Vica awalnya nampak ogah-ogahan. Akhirnya setelah maksa-maksa, Vica dan Ismi pun bersedia menemani aku untuk ikut senam.

foto 1: sebelum berangkat senam (ki-ka: Vica, aku, Ismi)

Sabtu pagi, aku, Vica, dan Ismi bersiap-siap. Berbeda dengan minggu sebelumnya, kali ini kami langsung memakai sepatu. Kamipun berangkat jam 08.00. Sesampai di sana, ternyata sudah mulai ramai. Meskipun demikian, yang kami kenal hanya beberapa orang saja. Kamipun bersalaman dengan para warga yang hadir sekaligus berkenalan dengan yang belum kenal. Setelah berbincang-bincang, kami pun tahu bahwa yang belum kami kenal itu ternyata kader-kader dari tetangga sebelah alias dari Desa Sukaraja (pantes aja g' kenal).

Tanpa berlama-lama, senam pun di mulai. Senam pertama adalah senam lansia bugar. Ini karena sebagian besar peserta senam hari ini adalah lansia, jadi senam yang memiliki gerakan rumit dikebelakangkan. Senam lansia berjalan dengan lancar dan ramai. Senam berikutnya adalah senam Ria Indonesia Baru atau yang lebih dikenal dengan seribu. Aku, Vica, dan Ismi jadi semangat mengikuti senam ini (kami suka senam ini soalnya). Senam berikutnya adalah senam jaipongan. Suara-suara dari para ibu-ibu terdengar sangat ramai. Beberapa lansia sudah mulai kecape'an. Mereka kemudian beristirahat di pinggir lapangan. Sekarang tinggal ibu-ibu muda yang penuh semangat melakukan senam.

-Salut untuk para lansia, mereka begitu peduli dengan kesehatannya sehingga mau menyempatkan diri untuk berolahraga di pagi yang indah, yang mungkin sebagian yang lain lebih memilih untuk beristirahat di rumah atau mengunjungi ladang dan sawah.

Setelah senam jaipongan, kembali seribu dilakukan berulang kali. Katanya sekalian guru-guru PAUD latihan buat lomba senam. Waaahhh... Meskipun berulang-ulang, aku dan yang lainnya tetap semangat mengikutinya. Bahkan kami ikut menyanyikan lagu yang mengiringi senam tersebut.

foto 2: senam bersama warga Desa Cibugel

foto 3: gerakan pendinginan Senam Ria Indonesia Baru

Setelah merasa agak cape', kamipun pamit pulang. Sepanjang jalan pulang, kami (tepatnya aku dan Vica) terus menyanyikan lagu seribu. Sepenggal lagunya seperti ini:

Pagi ini, pagi yang indah. Mentari terbit di ufuk timur.
Kuberjalan di pinggir kali, kulihat angsa putih menari.
Sawah ladang luas membentang, gunung terjal tinggi menghadang.
Kuberjalan sambil berdendang, kini hatiku menjadi riang.

Pagi ini, pagi yang indah. Mentari terbit di ufuk timur.
Kuberjalan di pinggir pantai, kulihat nyiur indah melambai
Pagi ini, pagi yang indah.
Pagi ini yang indah...
Pagi ini, pagi yang indah.
Pagi yang Indah....

Hari ini adalah hari terakhir kami mengikuti senam, minggu depannya, kami sudah tidak di Cibugel lagi. Sedih juga ternyata. :(

Jumat, 27 Januari 2012

Sesaat Menjadi Aparat Desa Cibugel :)

Hari ini adalah giliran aku dan Roland piket di kantor desa. Kami bergantian untuk piket, yaitu membantu proses administrasi di Desa Cibugel. Aku pun mengajak Ismi untuk piket bersama karena dia tidak memiliki jadwal piket. Ismi dengan senang hati ikut berpartisipasi.
Selama piket ini, kami membantu membuat daftar undangan Musrenbangdes 2012, mem-fotocopy dokumen, mengetik proposal, dan lain-lain. Kami mengerjakan hal tersebut sambil berbincang-bincang denga aparat desa terkait rencana pembangunan desa serta mencicipi konsumsi yang disediakan.
Hmm.. dengan adanya program ini, aku jadi sedikit tahu rasanya menjadi aparat desa. Senang juga ternyata, walaupun sesaat.. hehhehe..

Minggu, 22 Januari 2012

Senam, Edisi Pertama

Sabtu pagi yang indah, aku, Fris, Kica, Vica, dan Priya bersiap-siap untuk ikut senam bersama para kader-kader posyandu, paud, ibu-ibu PKK, dll. Kami telah memakai pakaian untuk senam. Namun, kami memutuskan untuk memakai sandal jepit. Kami pikir, tempat senamnya di dalam ruangan.
"Waktu itu, senamnya di balai desa ko'. Aku liat sendiri", kata Fris
"Iya, palingan kalau pakai sepatu, ntar dibuka lagi"' ujarku menambahkan.

Sebelum berangkat ke tempat senam, kami berkunjung ke rumah Bu Kuwu untuk memastikan waktu pelaksanaannya (g' mau telat lagi, hehehe). Sampai di sana, kami melihat sudah ada beberapa ibu-ibu kader. Mereka semua (termasuk Bu Kuwu) memakai seragam senam lengkap dengan sepatunya.

Kami meninggalkan rumah Bu Kuwu dengan perasaan ragu, kami sebaiknya pakai sepatu atau pakai sandal. Kamipun kemudian tetap PD memakai sandal jepit menuju tempat senam. Kami tiba di balai desa, dan ternyata balai desa sepi. Kami kemudian menanyakan tempat senam pada warga yang melintas. Ternyata oh ternyata, tempat senamnya di halaman kantor kecamatan. Kami tiba di sana, daaan....

dededengdedeng........... semuanya memakai seragam senam lengkap dengan sepatunya.

Waduuhhh, jadi malu deh ini datang dengan sandal jepit. Akhirnya kami menemui Ibu Kuwu terlebih dahulu dan meminta izin untuk mengganti sandal jepit kami menjadi sepatu.

Kami kemudian kembali lagi ke pondokan kami, meskipun terburu waktu, kami masih sempat untuk berfoto-foto ria... hehehe..

foto 1: sesaat setelah menukar sandal jepit dengan sepatu (ki-ka: Vica, Kica, Fris, aku)Setelah itu, kami kemudian berangkat kembali ke kantor kecamatan. Sesampai di sana, acara senam sudah dimulai. Kami langsung bergabung ke barisan. Senam yang pertama adalah Senam Ria Indonesia Baru (Seribu). Senamnya rame dan penuh semangat. Meskipun awalnya kami sempat kebingungan mengikuti gerakannya, tapi lama kelamaan kamipun bisa menyesuaikan diri. Setelah seribu, masih dilanjutkan dengan senam cha-cha. Senam ini cukup membuat kami riweuh (khususnya aku) mengikuti gerakannya. Gerakannya cukup rumit dan cepat. Senam berikutnya adalah senam lansia bugar. Hahahaha.. senam lansiapun kami jabanin. Sementara aku masih semangat mengikuti senam, ternyata teman-temanku sudah pada kecapean. Mereka telah duduk-duduk beristirahat di pinggir lapangan. Melihat hal itu, aku tetap melanjutkan senam bersama warga. Senamnya seru sih.. hehehe.. Senam terakhir yang dilakukan adalah senam jaipongan. Gerakannya kayak tari jaipong gitu. Kocak deh.

foto 2: Narsis ria, sambil menunggu ibu-ibu kader mengganti musik untuk senam berikutnya (ki-ka: aku, Fris, Priya, Kica)
Setelah senam berakhir, kamipun pamit pulang. Kami akan ikut senam lagi di minggu berikutnya, Sabtu depan. :)

-Tubuh sehat dan segar, pikiran pun oke- (Bs. Sangiang)

Sabtu, 21 Januari 2012

Pengajian bersama :)

Salah satu program yang kami rencanakan lagi adalah mengikuti pengajian bersama warga desa Cibugel. Kegiatan pengajian yang kami ikuti oleh warga disebut “Al Hidayah Desa”. Berdasarkan informasi dari Bu Kuwu, Bu Puji Astuti, kami mengetahui bahwa terdapat acara yang serupa di tingkat kecamatan yang oleh warga disebut “Al Hidayah Kecamatan”. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan dan menambah wawasan tentang keagamaan.
Di pagi yang cerah, tepatnya hari Jumat, 20 Januari 2012, aku, Fris, dan Kica bersiap-siap untuk mengikuti pengajian. Saat jarum jam telah menunjukkan pukul 08.00 WIB, aku dan Fris siap berangkat. Namun, Kica ternyata belum siap. Kamipun berangkat duluan. Kami mengira pelaksanaan Al Hidayah Desa itu di mesjid Asy Syuhada, tapi ternyata salah besar. Saat kami ke sana, mesjid kosong. Tidak ada siapa-siapa. Aku dan Frispun memberanikan diri untuk bertanya kepada warga tentang tempat pelaksanaan Al Hidayah Desa. Ternyata oh ternyata, tempatnya di dekat pondokan kami, yang baru saja kami lewati, di Pondok Pesantren Tarbiyatul Huda.

Kamipun datang setelah acara dimulai alias terlambat. Saat kami datang ke acara ini, kami mengalami sedikit kecanggungan dan kesulitan. Hal ini karena ternyata seluruh peserta yang hadir adalah ibu-ibu. Kami tidak menemukan satupun perempuan yang seusia dengan kami. Di lain sisi, kami yang datang ke acara ini memiliki tingkat pemahaman akan bahasa Sunda yang minim sehingga kami tidak dapat mengetahui isi acara secara menyeluruh.
Pelaksana kegiatan ini bergantian dari satu dusun ke dusun yang lain yang ada di desa Cibugel. Pada kesempatan tersebut yang menjadi pelaksana kegiatan Alhidayah Desa adalah ibu-ibu warga dusun Cibugel. Pelaksana kegiatan bertugas menjadi MC, yang memimpin pengajian, mengatur rundown acara dan penyiapan segala sesuatu yang dibutuhkan selama acara berlangsung.
Pada saat kami mengikuti acara ini, tema yang diangkat adalah tentang amal dan perilaku manusia serta balasannya di akhirat. Dari mulai ayat suci yang dibacakan hingga pada acara utama yaitu mendengarkan ceramah dari seorang uztads bertumpu pada tema tersebut. Acara ini berlangsung interaktif karena ibu-ibu berani bertanya tentang hal-hal yang masih membingungkan untuk mereka ataupun yang belum dimengerti. Setelah semua rangkaian acara telah dilaksanakan, acara pun diakhiri dengan doa dan saling salam dengan peserta Al Hidayah Desa yang lain.
Setelah mengikuti acara ini, kami dapat menambah wawasan tentang keagamaan dan menjadi mengenal lebih banyak lagi warga desa Cibugel serta semakin dekat dengan warga yang sebelumnya telah kami kenal. Kami merasa senang dapat berpartisipasi dalam acara ini. Hal ini karena penerimaan dari warga yang ramah terhadap keterlibatan kami.

Bagaimana dengan Kica? ternyata Kica datang di tengah-tengah acara. Dia bergabung dengan warga yang ada di barisan belakang. :)


foto 1: Pengajian warga desa Cibugel

foto 2: Pengajian warga desa Cibugel

Jumat, 20 Januari 2012

Mengajar di SDN Cijaha - 3rd Day (the last day)

Hari ini adalah hari terakhir kami mengajar di SDN Cijaha. Sama seperti hari-hari sebelumnya, aku dan Priya akan mengajar Matematika LAGI. Namun, hari ini kami akan mengajar di kelas IV. Senang dan deg-degan kembali datang. Bagaimana tidak? Kami akan mengajar kelas baru lagi. Hmm..

Setelah berbincang-bincang sebentar dengan wali kelas IV, ibu Yani, kami dan beliau bergegas menuju kelas IV (maklum, kami mengajar jam pertama). Bu Yani kemudian memperkenalkan kami kepada murid-muridnya. Kata Bu Yani, mereka sangat senang dapat diajar dengan kami. Waaahhh... pertanda baik nih.. :)

Karena Bu Yani sudah memperkenalkan kami, kamipun langsung saja meminta mereka memperkenalkan diri satu persatu. Setelah perkenalan, kami langsung memulai materi, yaitu tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan. Kondisi belajar mengajar cukup ramai. Untung ada Priya, jadi bisa membantu aku membuat kelas lebih tenang. Aku dan Priya bekerjasama dengan baik. Ada beberapa anak yang cukup aktif, khususnya anak cowok. Tak peduli jawaban mereka benar atau salah. Anak-anak cewek cenderung lebih diam, meskipun saat melihat anak cowok berapi-api, merekapun ikut terusik dan mulai mengacung-acungkan tangan saat ada pertanyaan yang dilontarkan. Beberapa anak yang tergolong aktif, antara lain Dani (ini nih yang paling aktif), Agung, Pia, Tanti (ada 2 orang, dua-duanya aktif). Kemampuan di kelas ini cukup berimbang antara cowok dan cewak. Pelajaran berlangsung dengan lancar. Tak terasa waktu untuk pelajaran Matematikapun telah habis. Kami kemudian mohon diri dan mengucapkan terima kasih kepada Bu Yani yang telah memberikan kami kesempatan dan kepercayaan mengajar murid-muridnya.
foto 1: suasana belajar mengajar di kelas IV
foto 2: Dani yang sedang dites hafalan perkalian

Hari ini juga merupakan hari terakhir kami mengajar di SDN Cijaha. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dedih (selaku Kepala Sekolah SDN Cijaha yang telah mengizinkan dan mempercayai kami untuk mengajar anak didiknya), Ibu Wawat (wali kelas VI), Ibu Nur (wali kelas V), Ibu Yani (wali kelas IV), Pak Agus, dan guru-guru yang lain, serta murid-murid SDN Cijaha yang telah memberikan kenangan indah kepada kami.
Teruslah berjuang untuk mencapai cita-cita kalian, jangan pernah berhenti karena hambatan yang kalian buat sendiri. -Bs. Sangiang
Akhir kata, terima kasih SDN Cijaha. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan dari kami. :)
foto 3: kehebohan anak kelas V
foto 4: keceriaan anak kelas III

foto 5: rock and roll di SDN Cijaha. :D

Kamis, 19 Januari 2012

"Chiau"

Nama pemberian dari orang tua adalah doa mereka terhadap anak-anaknya. Mereka memberikan nama kepada anaknya sesuai dengan harapan mereka. Misalnya, anaknya diberi nama Nurhayati, harapannya anak tersebut bisa menjadi cahaya kehidupan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Nah, uniknya anak-anak kadang suka mengganti-ganti namanya. Katanya biar lebih gaul dan terdengar keren.
Salah satu contohnya, yang aku temui hari ini. Saat mengabsen salah seorang anak yang bernama Agung XXX, akupun menanyakan nama panggilannya. Sebelum dia menjawab, teman-temannya telah bersorak-sorak menyebutkan nama panggilan anak tersebut. Aku yang tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang mereka katakan karena saking ributnya dan takut aku salah mendengar (soalnya nama yang aku dengar sangat unik) meminta mereka untuk tenang. Aku meminta supaya yang menjawab adalah Agung sendiri.

Saya: "Agung, nama panggilan kamu apa?"
Agung: "...." (agak ragu)
Saya: "Nama panggilannya Agung? Atau ada yang lain?"
Agung: "Chiau" (jawabnya singkat)
Saya: "Apa? Nama panggilan kamu tadi apa?"
Agung: "Chiau" (dengan volume lebih keras, takut kayaknya aku belum mendengar dengan jelas)
Saya: "Chiau?"
Agung dan yang lainnya: "iya K'". (ribut)
Saya: "Kenapa gitu panggilannya Chiau? Jauh banget dari nama asli".
Agung dan yang lainnya: "biar keren K'".

Hmm.. okey.. okey.. Aku mengerti sekarang, mengapa nama sebagus Agung tiba-tiba berganti menjadi Chiau. Lucu sih memang, tapi nampaknya nama tersebut akan melekat untuk dirinya sampai dewasa. Lalu bagaimana dengan nama pemberian orang tuanya? Bagaimanapun juga, nama pemberian orang tua, sebagaimanapun anehnya didengar, tetaplah nama yang terbaik buat kita. Jangan pernah minder dengan nama sendiri. Berbanggalah dengan nama Anda, jadikan hal tersebut motivasi untuk sukses. Keep fighting. :)

Nama adalah doa orangtua kepada anaknya. Jadi, jangan pernah meremehkan sebuah nama. -Bs. Sangiang

Mengajar di SDN Cijaha - 2nd Day

Setelah mendapat respon yang sangat baik kemarin, hari ini aku, Priya, dan Kica dengan penuh semangat menuju SDN Cijaha. Kami akan kembali mengajar Matematika. Hari ini kami akan mengajar dua kelas, yaitu kelas VI dan kelas V.
Saat jarum jam menunjukkan pukul 07.30 WIB, kami tiba di ruang guru. Kami kemudian berbincang-bincang sejenak dengan guru-guru yang masih berada di sana. Kami belum menuju ke kelas karena kami baru mengajar di kelas VI pada pukul 08.30 WIB. Kami kemudian membantu salah satu guru mengisi nilai-nilai siswanya. Kebetulan nilai yang dimasukkan adalah nilai anak kelas VI. Dari sini aku dan Priya memperhatikan nama anak-anak yang agak bermasalah dengan Matematika. Kami berdua memutuskan untuk memberikan perhatian lebih kepada anak-anak tersebut. Hal ini juga kami sampaikan kepada Kica.
foto 1: tersenyum penuh semangat sebelum mengajar
Tak terasa waktu untuk memulai pelajaran pun telah tiba. Kami bergegas menuju ruang kelas VI. Kami disambut baik oleh mereka. Langsung saja kami me-review materi yang telah kami berikan kemarin. Kami memberikan beberapa soal latihan. Sesuai dengan rencana kami, kami memeriksa satu persatu jawaban dari setiap anak. Mengecek siapa yang telah mengerti dengan baik dan siapa yang belum, khususnya nama-nama yang memang telah kami tandai. Kami kemudian menemukan beberapa anak yang menghadapi masalah. Ada beberapa hal yang belum dia mengerti, tapi tidak berani ia tanyakan. Kami pun membagi diri, ada yang menjelaskan secara general dan ada yang langsung pada murid yang menghadapi masalah. Akhirnya, saat kami memberikan soal latihan lagi di akhir jam pelajaran, mereka semua mampu menjawab dengan baik. Semoga mereka benar-benar memahami materi yang diberikan sehingga saat ujian nasional mereka mampu menghadapinya dengan baik, khususnya soal yang terkait dengan materi yang kami berikan, penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa dengan pecahan campuran.
Ting.. ting.. ting.. bel berdentang tanda istirahat. Saatnya kami mengakhiri materi kami. Kamipun berpamitan dengan anak kelas VI.
foto 2: murid-murid kelas VI yang sedang belajar Matematika :)
Ting.. ting.. ting.. bel kembali berdenting. Tanda waktu istirahat telah selesai. Saatnya kami kembali mengajar. Kali ini aku mengajar bersama dengan Priya saja. Kica membantu Dezan dan Vica mengajar PPKn di kelas VI.
Aku dan Priya menuju kelas V. Kami sangat penasaran dengan karakter anak-anak kelas V, apakah mirip dengan kelas VI atau tidak.
Seperti biasa, kami memulai pelajaran dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu dan meminta mereka memperkenalkan diri juga. Murid-murid kelas V ternyata sangat aktif dan bersemangat. Hmm... pertanda baik. :)
Kami kemudian memulai pelajaran Matematika (Matematika lagi??? Ya, Matematika lagi. Karena aku hanya mau mengajar mata pelajaran tersebut. Yang lain? No, thanks). Hari ini kami memberikan materi tentang mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal. Tak jauh berbeda dengan kelas VI, mereka anak-anak yang cerdas. Namun, di kelas ini yang lebih menonjol nampaknya anak-anak putri. Diantaranya ada Teguh, Nisa, Laras, Pina, dan Ani. Kami kemudian mengakhiri materi dengan memberikan mereka tugas. Semoga dengan tugas ini, mendorong mereka untuk belajar kembali di rumah, khususnya anak-anak putra. :)
foto 3: suasana belajar mengajar di kelas V

foto 4: murid-murid kelas V yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar

Rabu, 18 Januari 2012

Mengajar Di SDN Cijaha - 1st Day

Salah satu program kerja kami adalah membantu proses belajar mengajar di sekolah. Kami kemudian memilih untuk mengajar di SDN Cijaha, salah satu sekolah dasar yang berada di Desa Cibugel. Aku memilih untuk mengajar Matematika (karena aku suka mata pelajaran ini). Whuaaaa... tak sabar rasanya untuk memulai mengajar.

Hari yang ditunggu pun tiba, aku mengajar Matematika bersama Priya dan Kica. Kelas pertama yang kami ajar adalah Kelas VI. Jam menunjukkan pukul 09.30 WIB, itu artinya saatnya kami memasuki kelas untuk memulai pelajaran Matematika.
Pelajaran kami mulai dengan perkenalan dari kami yang kemudian perkenalan dari murid-murid kelas VI. Mereka memperkenalkan diri dengan suara lantang, menyebutkan nama dan tempat tinggal mereka. Suatu permulaan yang baik. :) Sambil berkenalan, kami menanyakan apakah mereka suka pelajaran Matematika. Ternyata hasilnya sebagian besar tidak menyukai Matematika karena katanya ribet dan bikin pusing. Hmm.. awal yang buruk. :(

Kami kemudian memulai pelajaran dengan me-review terlebih dahulu materi yang telah mereka pelajari sebelumnya. Hari ini targetnya adalah mengajarkan cara menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan campuran. Pertama-tama kami mengajarkan tentang penjumlahan pecahan biasa dengan penyebut sama, lalu penjumlahan pecahan biasa dengan penyebut tidak sama, dan kemudian penjumlahan pecahan biasa dan pecahan campuran. Meski mereka kurang menyukai Matematika, tapi kelas berjalan dengan lancar. Mereka cukup aktif dan bertanya saat ada yang tidak dimengerti sehingga kami menjadi lebih mengajarkan materi kepada mereka. Beberapa anak yang cukup aktif adalah Acep (dia ini yang paling suka Matematika), Yogi, Linda (sang ketua kelas), dan Putri. Mereka-mereka sering menjawab lebih cepat dibanding yang lain, bukan berarti yang lain kurang pintar melainkan masih kurang berani aja menyampaikan jawaban mereka. Karena mereka semua adalah anak-anak yang cerdas. Senangnya mengajar anak-anak seperti mereka. :)
foto 1: Kami memeriksa jawaban dari soal latihan yang kami berikan

foto 2: mengecek proses pengerjaan soal latihan yang mereka lakukan

Minggu, 15 Januari 2012

Ngaliwet di Sawah Pak Kuwu :)

Tak afdal rasanya jika tinggal di desa tapi tidak pernah jalan-jalan ke sawah. Hari ini pun aku mengutarakan niat untuk jalan-jalan ke sawah kepada Ibu Kuwu. Ibu Kuwu menyambut baik usulan ini. Rencananya kami akan ke sawah pada hari Minggu pagi.
Aku kemudian memberi tahu teman-teman tentang hal ini. Tadinya anak cowok ogah-ogahan. Namun, pada hari H mereka semua pun ikutan. Cewek yang ikut hanya aku dan Fris. Priya sedang tidak enak badan, Jessica masih tertidur, Vica dan Lingga sedang di Bandung.
Kamipun (aku, Fris, dan Anggie) memulai perjalanan bersama Bu Kuwu. Anak-anak cowok yang lain akan menyusul bersama Pak Kuwu. Dalam perjalanan, kami melewati rumah-rumah penduduk, saluran air, sawah-sawah penduduk yang lain, dan lain-lain. Ibu Kuwu sempat khawatir dengan kami, beliau takut kami terjatuh saat melewati tanah yang licin, apalagi katanya perjalanan yang akan ditempuh lumayan jauh. Namun, (mungkin karena sambil ngobrol) perjalanan yang jauh tersebutpun tak terasa. Kami telah tiba di "padepokan" milik Bu Kuwu. Di sekelilingnya menghampar sawah yang begitu indah. Kami sungguh menikmatinya.

foto 1: persawahan di Desa Cibugel

foto 2: pemandangan sekitar rumah warga
Kami kemudian menyapa ibu-ibu yang sedang membersihkan sawahnya. Mereka beramai-ramai dan bekerja dengan tekun. Pengen rasanya ikut bergabung, tapi nampaknya tidak akan mendapat izin dari Bu Kuwu. Kami kemudian berfoto-foto sejenak untuk mengabadikan keindahan sawah Cibugel.
Anak-anak cowok dan Pak Kuwu pun datang. Anak-anak cowok membantu Pak Kuwu membersihkan areal sekitar padepokan, aku dan Fris membantu Ibu Kuwu untuk menyiapkan api+tungkunya untuk digunakan ngaliwet. Kami lalu memasak air, yang kemudian dilanjutkan dengan memasak nasi. Sambil menunggu nasi matang, aku membuat sambal ulekan. Pengalaman yang pertama nih bikin ulekan di sawah. :) Tak lupa untuk menggoreng ikan asin dan telor dadar.
foto 3: membantu menyalakan api
Setelah semua siap, kami lalu makan bersama. Berpiringkan daun, dengan nasi hangat ditambah dengan telur dadar, ikan asin, serta sambal. Tak lupa teh tawar hangat. Hmm... nikmaaatttt..
foto 4: Pak Kuwu dan istri yang sedang makan
Selesai makan, kamipun merapikan kembali peralatan-peralatan yang telah kami gunakan dan kembali mengabadikan keindahan persawahan Cibugel. Tak terasa matahari sudah hampir di atas kepala, kamipun bergegas pulang. Perjalanan yang menyenangkan. :)

Selasa, 10 Januari 2012

Membantu administrasi Posyandu Melati

Hari ini (Senin, 9 Januari 2012), aku dan teman-teman KKN aku sudah bersiap-siap dari pagi. Rencananya hari ini kami akan melaksanakan dua program kami. Yang pertama, pelaksanaan program Penyuluhan Sanitasi yang akan dibawakan oleh Priya, Linesh, Madhuri (KKN Sukaraja) dan Tivagar (KKN Sukaraja) serta Fris dan Anggie yang akan bertindak sebagai orang yang memperagakan apa yang disampaikan oleh penyaji. Anggie juga sekaligus sebagai penerjemah jika ada kata-kata yang kurang dimengerti warga yang disampaikan oleh penyaji ataupun sebaliknya. (Abisnya, Anggie doang yang ngerti bahasa Sunda diantara mereka). Program yang kedua adalah membantu administrasi Posyandu Melati. Yang melaksanakan ini adalah aku, Lingga, Fris (ikutan juga nih sebelum penyuluhan dilaksanakan), dan Vica. Teman-teman KKN yang lain bertindak sebagai dokumenter (Kica, Dezan) ataupun hanya menyaksikan kami-kami yang bertiugas. Kami tidak boleh melewatkan kesempatan ini karena kegiatan penimbangan dan imunisasi (yang menjadi momen penyuluhan dan pelaksanaan administrasi posyandu) di Posyandu Melati hanya setiap tanggal 9 tiap bulannya, yang berarti bulan berikutnya kami tidak dapat mengikutinya karena sudah tidak di Desa Cibugel lagi.

Jam 08.00 waktu Indonesia bagian Cibugel, kamipun menuju Posyandu Melati (Posyandu untuk Dusun Cidomas). Beberapa kader posyandu telah bersiap-siap. Menyiapkan buku administrasi dll. Kamipun berkenalan dengan mereka-mereka. Salah satunya adalah Ibu Ika (ternyata istri Pak Ulis, hehehe). Aku, Lingga, Fris, dan Vica yang bertugas membantu administrasi langsung konsultasi dengan para kader. Takut salah ngerjain euy. :)

Berselang beberapa menit, ibu-ibu kemudian datang membawa anak-anak mereka untuk ditimbang dan diimunisasi, yang merupakan bayi dan balita. Ibu-ibu hamil pun tak ketinggalan, mereka datang untuk memeriksakan kehamilannya. Di sini, kami belajar melayani ibu-ibu dengan berbagai karakter, ada yang terburu-buru karena ada kegiatan lain lagi yang menunggu, ada yang ribet dengan barang bawaannya, ada yang riweuh karena anaknya menangis terus, ada yang santai, dan lain-lain. Kocak deh. Selain itu, kami-kami juga bisa sekalian cuci mata. hehehe (liat apa coba???). Kami melihat bayi dan balita yang lucu-lucu dan imut. Pengen banget deh nyubit pipinya. (sayang g' bisa, takut nangis euy anaknya).
foto 1: Membantu administrasi Posyandu Melati, Dusun Cidomas, Desa Cibugel

Sekitar jam 10 acara penimbangan dan imunisasipun selesai. Penyuluhan sanitasi pun juga telah dilaksanakan. Ibu-ibu senang bisa bertemu dengan orang India (biasanya kan hanya di TV) dan mendapatkan hadiah berupa sabun cuci tangan.

foto 2: Priya, Fris, Anggie, Tivagar, Linesh, dan Maduri yang memberikan penyuluhan

Kami kemudian disajikan gorengan. Dan sebelum kami pulang, kami kemudian berfoto bersama dengan para kader Posyandu Melati. Mereka adalah orang-orang yang peduli kesehatan bayi, balita, dan ibu hamil. Sampai jumpa Posyandu Melati. :)

foto 3: bersama para kader

Kamis, 05 Januari 2012

Penerimaan Secara Resmi oleh Desa Cibugel

Hari Rabu, tanggal 4 januari 2012, kami resmi diterima di Desa Cibugel.

Pada jam 9 pagi, kami rapat di Balai Desa, katanya rapat ini merupakan penerimaan secara resmi dari desa Cibugel sekaligus rapat mingguan yang selalu dilakukan oleh para aparat desa Cibugel.
Rapat ini dihadiri oleh Pak Kuwu Rusman (kepala desa di sini disebut Kuwu), para Pak Olot (olot=kepala dusun), ketua-ketua RT, kapolsek, dan aparat desa yang lain.

Acara dibuka oleh Pak Usup Supriatna (Kaur Kesra) yang biasa dipanggil Pak Lebe selaku MC. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dari Pak Kuwu tentang maksud dan tujuan kedatangan kami di desa Cibugel, yaitu ingin belajar bersama warga desa Cibugel. Bagaimana kehidupan di sini dan sebagainya. Dijelaskan pula bahwa kami akan tinggal selama sebulan di desa ini. Pak Kuwu pun menjelaskan kepada kami tentang kondisi di desa Cibugel, yang meskipun merupakan pusat kecamatan, tapi sebagian besar warga masih susah untuk menggunakan bahasa Indonesia sehingga kami harus memaklumi hal tersebut.
Acara berikutnya dilanjutkan dengan perkenalan dari kami yang dimulai dari Roland, selaku koordes kami. Kami pun maju satu persatu untuk memperkenalkan diri. Memperkenalkan nama, asal, dan jurusan kami masing-masing.

Setelah itu, gantian perkenalan dari para hadirin. Mulai dari Pak Kuwu yang bernama Rusman, Sekretaris desa (yang disebut juga Ulis, kami memanggilnya Pak Ulis) yang bernama Hendy, Pak Olot Maman (Kepala Dusun Cibugel), Pak Olot Tata (Kepala Dusun Cidomas), Pak Olot Uun (Kepala Dusun Sirnarasa), para RT, kapolsek (Pak Endhy), dan lainnya yang aku lupa siapa-siapa aja namanya (maklum, sambil berusaha mengingat nama dan jabatan juga berusaha mengerti bahasa yang mereka gunakan).

Setelah acara perkenalan selesai, dilanjutkan dengan rapat mingguan (sebut saja Rapat Minggon). Agenda pada rapat kali ini adalah tentang rencana pembangunan desa sebagai desa peradaban. Rapat ini dipimpin langsung oleh Pak Kuwu. Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Sunda sehingga terdapat beberapa kata yang tidak aku mengerti. Terkadang aku bertanya pada Dezan yang kebetulan duduk di sampingku.

Sekitar jam 12, rapat pun berakhir. Kami mengobrol-ngobrol dengan beberapa warga sebelum meninggalkan Balai Desa untuk kembali beristirahat di pondokan kami.

Rabu, 04 Januari 2012

Welcome Cibugel

Desa Cibugel Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang adalah desa tempat aku dan teman-teman aku ditempatkan untuk menjalankan satu mata kuliah yang bernama KKNM-PPMD Integratif. Desa ini merupakan pusat Kecamatan Cibugel. Tergolong lebih maju dan lebih ramai dibanding desa lain yang ada di Kecamatan Cibugel. Desa ini cenderung dingin. Di sore hari dan pagi hari sering sekali kita menjumpai kabut. Meskipun desa ini merupakan wilayah Kabupaten Sumedang, tapi desa ini lebih sering berinteraksi dengan Kabupaten Garut. Hal ini karena faktor jarak dan kondisi jalanan yang masih kurang baik untuk menuju pusat Kabupaten Sumedang. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga lebih banyak berkunjung ke Limbangan (yang merupakan wilayah Kabupaten Garut).
Aku akan tinggal selama sebulan di desa ini. Aku akan belajar bagaimana kehidupan berlangsung di desa. Mulai dari cuaca, perekonomian, pemerintahan, politik, hukum, dll.
Inilah secuil gambaran desa Cibugel:
foto 1: peta Desa Cibugel


foto 2: kantor Desa Cibugel (tampak depan)

foto 3: salah satu fasilitas di Desa Cibugel

foto 4: Kantor Kapolsek Cibugel

foto 5: salah satu PAUD di Desa Cibugel
foto 6: rumah warga

foto 7: pemandangan desa Cibugel


foto 8: empang warga
foto 9: rumah dan empang di sekitarnya

KKNM Desa Cibugel Kec. Cibugel Kab. Sumedang

Alhamdulillah, pada hari Selasa pagi tanggal 3 Januari 2012, kami rombongan KKNM Unpad tiba di Desa Cibugel Kecamatan Cibugel. Kami disambut baik oleh Bapak Camat, Kepala Desa, dan jajarannya.

Hmm... Aku akan menceritakan kisah-kisah selama aku KKN.

Pertama-tama, mau ngenalin dulu nih teman-teman yang akan menjadi teman serumah, berbagi suka dan duka selama sebulan di Cibugel.
Yang pertama, ada Ericson Maruli (110110080028), anak Fakultas Hukum, asli Palembang. Tadinya aku kira dia orang Batak, ternyata salah.. hehehe.. Yang kedua ada Ratu Kica Pertiwi (110110090033), anak Fakultas Hukum juga. Asli Sunda. Anaknya rame dan cantik.. Yang ketiga ada Jessica Fitria (110113080153), masih dari fakultas yang sama dengan Kica dan Eric. Kalau ngedenger dia ngomong, pasti langsung tahu kalau dia itu suku Sunda. Yang keempat, dari Fakultas Hukum juga, namanya Hedi Yanuardi (110110090185). Biasa dipanggil Ardi. Orangnya gondrong gitu. Asli Sunda juga.

Nah, sekarang dari Fakultas yang berbeda nih. Aku akan memperkenalkan teman-teman yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik alias FISIP. Mereka ada empat orang juga. Ada Ismi Rahayu (170310090018), asli Jawa, tapi domisili di Jakarta, dia dari jurusan Kesejahteraan Sosial. Panggil aja dia Ismi, tapi katanya kalau di kampus, teman-temannya manggil dia dengan sebutan Miis.. Lucu yaa, namanya dibalik gitu. Berikutnya ada Dezan W. Pratama (170310090042), asli Sunda, tinggalnya di Cianjur. Jurusannya sama dengan Ismi. Berikutnya lagi nih, dia asli Papua, jurusan Ilmu Pemerintahan. Perkenalkan namanya Vica Novalia Sawaki (170410080147), panggilannya Vica. Nah, yang terakhir dari FISIP ada Zico Santoso (170610090027), orang Cirebon. Di FISIP dia ngambil jurusan administrasi bisnis.
Setelah dari FH dan FISIP, kita menuju jurusan yang berhubungan dengan seni nih, yaitu dari Fakultas Sastra atau Fakultas Ilmu Budaya (nama yang baru). Yang pertama ada Asep Muhammad Jazuli (180310080002), dari jurusan Ilmu Sejarah. Dia ini asal dari Majalengka. Meskipun dia orang Sunda, tapi dia kadang g' pede ngomong bahasa Sunda (kurang halus katanya). Selanjutnya ada Tito Fajri S (180310080171), dari jurusan yang sama dengan Asep. Dia ini orang Cirebon juga. Berikutnya ada pasangan dari sastra Rusia yaitu Fris Ardelia (180710090008) dan Anggoro Bentar (180710090034). Fris berasal dari Banten, sedangkan Anggie (panggilan Anggoro) asal Bandung.

Setelah dari FIB, kita menuju ke fakultas yang kerjaannya buat obat nih alias ke Fakultas Farmasi. Teman aku yang dari Farmasi ini ada sepasang. Keduanya orang India yang berdomisili di Malaysia. Dia adalah Kavipriya D/O Krisnan (260110093004) dan Linesh Kumar A/L Segar (260110093007).Berikutnya aku perkenalkan teman yang sekali lihat langsung ketebak kalau dia asli Sunda, tinggal di Bandung, dia adalah Lingga Rahadian Sundari (240210090103). Lingga ini ngambil jurusan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi dan Industri Pangan.
Yang terakhir, dari fakultas yang sama denganku, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Namanya Roland Giovanni Hirewake (120310080171), dia dari jurusan Manajemen. Asal dari Nusa Tenggara Timur.

Nah, demikianlah perkenalan teman-teman KKN aku. Ada 17 orang (termasuk aku), berasal dari berbagai fakultas dan berbagai suku. Doakan supaya selama sebulan ini, KKNnya menyenangkan yaa.. :)